GenPI.co Jateng - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengklaim kasus 15 pasien Covid-19 meninggal dunia dalam sehari pada Selasa (8/3) merupakan data delay report.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan kasus meninggal dunia tersebut merupakan data delay report.
Menurut dia, data delay report ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diperbaiki terkait administrasi pencatatan kasus Covid-19 di Kota Solo.
"Ini untuk PR saya rumah sakit itu harus cepat laporan, jadi mekanismenya kesulitan di lapangan tidak semudah itu. Pemerintah sekarang menertibkan semua secara benar, kalau spesimennya tidak dimasukkan ke NAR (aplikasi New All Record) sanksinya berarti uangnya tidak dibayar. Pasien kalau tidak dimasukkan di NAR klaimnya tidak bakal dibayar. Jadi pemerintah saat ini levelnya sudah sebagai kontrol karena moral bukan tidak percaya pada orang, namun masih ada kami by system,” kata dia.
Data delay report merupakan data pencatatan pasien Covid-19 yang meninggal di hari lain.
Akan tetapi, data ini dimasukkan pada Selasa (8/3) sehingga angka kematian di Kota Solo menjadi tinggi dalam sehari.
Selain itu, ada pemindahan pasien dari rumah sakit A ke B hingga pasien meninggal datanya tidak masukkan ke dalam NAR.
"Surat kematian membuat rumah sakit kalau matinya di rumah sakit kalau bisa terlambat itu logikanya bagaimana karena matinya di rumah sakit," imbuh Siti.
DKK mencatat angka kematian pasien Covid-19 selama 3 bulan ini sebanyak 65 kasus.
Sedangkan dari data yang meninggal pada Selasa (8/3), yakni pasien yang divaksin 3 kali hingga booster ada 1 orang, vaksin 1 kali ada 2 orang, vaksin 2 kali ada 7 orang dan yang belum divaksin ada 7 orang.
"Semuanya komorbid usianya 40 ke atas, ada 25 tahun komorbid gagal ginjal," ungkap dia.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk segera mendatangi puskesmas terdekat untuk vaksin atau melengkapi hingga dosis 3.
Seandainya terpapar Covid-19, maka pasien hanya akan mengalami gejala ringan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News