GenPI.co Jateng - Para pencinta barang antik, Pasar Triwindu, Ngarsopuro, Kota Solo menjadi salah satu yang wajib dikunjungi.
Pasar Triwindu menyediakan barang-barang lawas dengan nilai sejarah tinggi.
Pasar ini menjadi surga bagi anak muda pencinta retro dan kolektor barang antik.
Kepala Paguyuban Pasar Triwindu, Dodi Sudarsono, mengatakan barang antik yang dijual bervariasi mulai dari harga murah seperti koin lawas hingga mahal misalnya keris bermata berlian.
Dia menceritakan pengalamannya kulakan koin Rp100 jadul yang dibeli dari seseorang seharga Rp9.000 per kilogram.
Saat itu, dia membeli koin sebanyak 40 kilogram.
Melihat tingkahnya itu tak sedikit pedagang yang menertawainya.
“Nah itu dibeli untuk apa?” kata Dodi, meniru kata teman-temannya, saat ditemui GenPI.co di Pasar Triwindu, Rabu (9/3).
Ternyata beberapa tahun kemudian, banyak orang mencari koin Rp100 ini untuk mahar.
Ketika pedagang lain tidak punya, Dodi masih menyimpannya banyak sekali.
“Sekarang saya jual Rp25.000 per kepingnya,” tutur dia.
Di Pasar Triwindu, lanjut Dodi, koleksi yang dijual beragam. Teko lawas harganya mencapai Rp150.000 – RP200.000 per unit.
Cangkir Rp50.000 per unit dan seruni mencapai Rp100.000 – Rp125.000 per unit.
Ada juga barang yang dijual hingga puluhan juta rupiah. Sebilah keris bermata berlian, misalnya pernah terjual dengan harga Rp50 juta.
Kini, Dodi mengubah cara berjualanya dengan lebih banyak memenuhi permintaan pasar alih-alih mengoleksi barang antik.
Prinsipnya, selama barang itu itu bernilai sejarah tinggi, dia optimistis banyak pembeli yang memburunya.
“Jadi kami menjual yang retro-retro. Setiap hari itu bisa dapat uang. Sekarang fleksibel, mengikuti pasar, pembeli mintanya apa kita usahakan," ujar Dodi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News