GenPI.co Jateng - Keinginan warga Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, untuk memiliki jembatan terwujud sudah.
Hal ini setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo membangun dan akhirnya meresmikan jembatan Tambakboyo pada Jumat (4/3).
Sebelum ada jembatan, warga harus menyeberang Sungai Bengawan Solo dengan jembatan sesek dari bambu.
Jika debit air sungai meningkat, mereka harus menempuh rute yang memutar.
“Saya harap Jembatan Tambakboyo ini segera dapat dimanfaatkan secara maksimal dan mampu memperlancar mobilitas masyarakat Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Klaten,” ujar Bupati, dikutip sukoharjokab.go.id, Senin (7/3).
Jembatan tersebut dibangun dengan anggaran Rp10,866 miliar.
Bupati berharap jembatan ini bisa berkontribusi besar bagi masyarakat untuk memperlancar akses di pedukuhan yang selama ini terpisahkan oleh Sungai Bengawan Solo.
Keberadaan jembatan otomatis memangkas rute perjalanan menjadi lebih efisien.
Menurut dia, jembatan bermanfaat sebagai sarana membuka akses satu daerah ke daerah
“Dengan adanya jembatan, mobilitas antarwilayah dapat terbantu sehingga perkembangan wilayah dapat berjalan maksimal,” imbuh Bupati.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo, Bowo Sutopo Dwi Atmojo, menjelaskan jika jembatan gantung Tambakboyo dikerjakan dengan nilai anggaran Rp10,866 miliar.
Proyek jembatan Tambakboyo dikerjakan selama 144 hari kalender mulai 20 September 2021.
Jembatan Tambakboyo merupakan penghubung Dukuh Sidodadi dan Dukuh Blerong, Desa Tambakboyo.
Selama ini, pedukuhan dalam satu desa tersebut terpisah oleh Sungai Bengawan Solo.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News