GenPI.co Jateng - Dosen Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Sholihin As’ad, menilai ada sejumlah cara dilakukan penanganan banjir di Kota Solo.
Banjir menjadi hal yang lumrah di Solo mengingat kota ini dilintasi sedikitnya 10 sungai.
Sungai-sungai ini meliputi Kali Pepe Hulu, Kali Sumber, Sungai Gajah Putih, Kali Premulung, Kali Brojo, Kali Jenes, Sungai Bengawan Solo, Kali Pepe Hilir, Kali Anyar, dan Kali Boro.
Selain itu, Kota Solo yang berada di zona depresi juga berpeluang terjadi banjir dan genangan.
Namun, menurut Sholihin, sebelum menyiapkan solusi, baiknya perlu mengidentifikasi sumber masalah banjir yang melanda Kota Solo.
Identifikasi ini yakni melihat secara komprehensif akar masalah banjir, sumber, dan menentukan siapa stakeholder yang terlibat dalam penanganan banjir.
Penting juga untuk menentukan teknologi mana yang harus dipakai dan senantiasa belajar dari data-data yang ada.
“Dengan demikian, banjir dan genangan dapat tertangani dengan baik,” kata dia, dikutip Uns.ac.id, Kamis (3/3).
Penanganan banjir dan genangan ini bukan barang baru di Solo. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan bendungan dan ruang terbuka serta membikin dinding penahan.
Upaya lain yang bisa dilakukan yakni menerapkan sistem penanganan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Model ini misalnya melalui memahami fenomena alam, melakukan pendekatan lingkungan, beradaptasi terhadap fenomena alam, dan melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Mengajak partisipatif warga, membangun budaya kesadaran lingkungan, serta membangun budaya tanggap bencana,” ujar Sholihin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News