GenPI.co Jateng - Warga ternyata lebih percaya informasi yang beredar di media sosial alias medsos meski belum tentu benar.
Menariknya, kini warga lebih suka menyampaikan aduan melalui medsos alih-alih kepada dinas terkait untuk urusan layanan publik.
Aduan ini misalnya seputar jalan rusak, bantuan rumah tak layak huni, BPJS dan lainnya.
“Masyarakat cenderung bertanya ke grup medsos, jarang ke dinas yang membidangi. Contoh lain soal bantuan-bantuan seperti RTLH,” kata admin medsos Info Warga Karanganyar (Iwaka), Samudra, dikutip Karanganyarkab.go.id, Sabtu (5/3).
Hal itu disampaikan Samudra dalam sarasehan yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Karangayar di Agro Wisata Kembang Desa, Matesih, Jumat (4/3).
Senada Samudra, penyiar LPPL Radio Swiba, Dede, mengatakan masyarakat juga lebih suka membaca berita-berita dengan judul heboh.
Sayangnya, pembacaan itu mandek hanya di judul tanpa membuka tautan isi berita.
“Terlebih dengan literasi digital masyarakat masih rendah sehingga kebanyakan hanya membaca judul tanpa membaca esensi isi berita,” sambung Dede.
Koordinator Relawan Anti Hoak Karanganyar (Rahka), Hartono, mengatakan tantangan menerima informasi ini adalah tidak ada respons saat pegiat medsos meminta konfirmasi kepada dinas terkait.
Dia menduga ada kekhawatiran dari dinas untuk memberikan informasi sehingga pegiat medsos harus mencari informasi dari sumber lain.
Menanggapi hal ini, koordinator kegiatan Seksi Pelayanan Informasi Publik (PIP) Diskominfo Karanganyar, Sopiyatun, mengatakan publikasi informasi seluruh kegiatan di Karanganyar dipusatkan di Pejabat Pengelola Informasi Publik (PPID).
Namun, publikasi ini masih diprioritaskan untuk platform website.
“Informasi di Medsos sedang kami giatkan agar informasi tidak hanya di website tapi juga diposting di medsos”, ujar dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News