Gusti Bhre Jadi Raja Mangkunegaran, Begini Komentar Gusti Paundra

04 Maret 2022 10:00

GenPI.co Jateng - Gusti Pangeran Hario (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo terpilih sebagai penerus takhta Raja Mangkunegaran menggantikan sang ayah.

Keputusan ini memunculkan tanda tanya soal nasib putra tertua Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX, GPH Paundrakarna.

Nama Paundrakarna dan sang adik, Bhre, memang paling terdepan disebut sebagai raja berikutnya sepeninggal sang ayah.

BACA JUGA:  Gusti Bhre Jadi Raja Mangkunegaran, Gibran: Muda Bukan Masalah

GPH Paundrakarna mengaku dia tetap kuat meskipun tak jadi penerus takhta.

Paundra enggan untuk berkomentar terkait penetapan sang adik sebagai Raja Mangkunegaran.

BACA JUGA:  Begini Persiapan Mangkunegaran Jelang Penobatan Mangkunegara X

“Jangan sekarang. Tapi saya kuat, Mas. Kuat. Keluarga Soekarno harus tahan banting,” ujar GPH Paundra dalam pesan singkat, seperti dikutip ayosemarang.com, Jumat (4/3).

Paundra pun memberikan pernyataan tambahan tentang keluarga Soekarno sudah mengalah dengan rezim selama 32 tahun.

BACA JUGA:  Pura Mangkunegaran Siapkan Jumenengan Raja Baru, Apa Saja Itu?

“Sekarang Paundra malah mengalahnya 33 tahun lho. Saya baik-baik saja. Saya harus menerima lelakon (nasib) yang sudah dikondisikan seperti ini dari orang-orang di sekitar saya,” tulis dia.

GPH Paundrakarna tidak mau membeberkan lebih jauh tentang kondisi yang dialaminya saat ini.

Putra tertua KGPAA Mangkunegara IX ini memilih untuk menenangkan hati terlebih dahulu.

“Saya orang yang percaya pada rencana Tuhan dan maunya Tuhan,” jelas dia.

Paundra mengaku akan menemui sang paman Guntur Soekarnoputra dan bibinya Megawati Soekarnoputri yang merupakan kakak kandung sang ibu, Sukmawati Soekarnoputri.

Paundra merupakan anak tertua dari hasil pernikahan Mangkunegara IX dengan putri Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang menikah pada 1974.

Namun demikian, saat itu Mangkunegara IX belum naik takhta dan masih menjadi putra mahkhota. Pasangan ini kemudian bercerai pada 1984.

Selanjutnya dia naik takhta pada 1988 dan menikah lagi dengan GKP Mangkunegara IX yang kemudian menjadi permaisuri pada 1990.

Dari pernikahan kedua tersebut lahir GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG