Diversifikasi Pangan Jadi Solusi Kelangkaan Kedelai Indonesia

01 Maret 2022 10:30

GenPI.co Jateng - Diversifikasi pangan jadi solusi kelangkaan kedelai di Indonesia yang terjadi belakangan ini.

Kelangkaan kedelai turut memicu kelangkaan tahu dan tempe di pasaran menyusul melonjaknya harga kedelai impor.

Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mercy Bientri Yunindanova, berpendapat naiknya harga kedelai dipicu gagal panen di negara asal seperti Brazil dan Argentina.

BACA JUGA:  Kapolres Purbalingga Minta Warga Taat Prokes, Mohon Dipatuhi

Kondisi ini terjadi di tengah naiknya permintaan kedelai dunia untuk biodiesel, pakan ternak, konsumsi, dan tren daging berbasis tanaman (plant based meat).

“Kedelai disebut sebagai miracle crop atau bahan pangan nabati dengan kandungan protein tertinggi yang bagus untuk manusia dan hewan,” kata dia, dikuti Uns.ac.id, Sabtu (26/2).

BACA JUGA:  Satgas Covid-19 Pekalongan Gelar Operasi Yustisi, Mohon Prokes!

Di Indonesia, kedelai yang dihasilkan kalah dari kualitas maupun kuantitas dibandingkan produk impor.

Produktivitas kedelai Indonesia hanya 1,5 ton per hektare dan maksimal 1,6 ton per hektare di Jawa.

BACA JUGA:  Cegah Longsor, Tebing Curam Desa Rahtawu Kudus Bakal Dikepras

“Dibandingkan dengan Brazil dan Amerika sebagai leader produsen kedelai produksinya mencapai 3,5 ton per hektare,” ujar Mercy.

Menanggapi hal ini perlu dicarikan atlernatif sebagai solusi pemenuhan kebutuhan kedelai.

Mercy menilai perlu ada diversifikasi pangan sumber protein dengan memanfaatkan biji-bijian sebagai bahan baku pengganti kedelai.

“Indonesia sangat kaya dengan keanekaragam tanaman biji-bijian dan telah terbukti dapat diolah menjadi olahan tempe,” tutur dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahyadi Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG