GenPI.co Jateng - Petani Selo turun gurung menjual wortel di kawasan kantor Pemkab Boyolali menyusul harga hasil panen anjlok belakangan ini.
Harga wortel dari petani turun menjadi Rp500 – Rp1.000 per kilogram. Biasanya harga wortel nangkring di kisaran Rp4.000 - Rp5.000 per kilogram.
“Keadaanya sekarang itu sangat mengerikan, karena harga wortel di kami sekarang ini tidak sesuai dengan biaya tanam hingga perawatan,” kata petani asal Desa Lencoh, Selo, Sarjo, kepada GenPI.co, Rabu (23/2).
Dia menduga anjloknya harga wortel dipicu oleh masuknya produk yang sama dari luar Jawa.
Dia berharap pengiriman wortel dari luar Jawa disetop guna mengerek kembali harga wortel di Boyolali.
Sarjo menuturkan ambruknya harga wortel membuat petani makin kesulitan menjualnya.
Padahal setiap keluarga bisa panen 1 – 5 ton wortel.
Namun, persoalan penjualan kini justru ada di tengkulak yang membatasi kapasitas penjualannya.
“Wortel kami itu mau panen saja harus antre 5 sampai 10 hari. Itu kan memberatkan petani,” ujar dia.
Petani lainnya, Sulis Sanjaya, asal Desa Samiran, Selo, mengatakan hal senada.
Dia menduga harga wortel di Selo anjlok lantaran masuknya wortel dari Berastagi, Sumatera Utara.
“Kualitas wortel kami lebih bagus, tanpa pengawet dan segar,” kata dia.
Dalam aksi protes terhadap anjloknya harga wortel ini, para petani dari Selo membawa tujuh mobil pikap sarat muatan wortel.
Mereka membentangkan spanduk bernada protes, “Ketimbang didol murah luih becik digae sodakoh {daripada dijual murah, lebih baik untuk sedekah].”(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News