GenPI.co Jateng - Sejumlah difabel di Klaten membikin usaha warung angkringan sebagai siasat bangkit dari pandemi Covid-19.
Pendirian warung ini awalnya menjadi keprihatinan Forum Empatia Disabilitas Klaten melihat kondisi penyandang disabilitas di tengah pandemi.
Melalui warung angkringan diharapkan menjadi sarana difabel bangkit dari krisis.
“Warung ini diharapkan menjadi sarana bagi rekan-rekan difabel untuk lebih mandiri secara ekonomi meski memiliki keterbatasan,” kata Pembina Forum Empatia Disabilitas Klaten, Wisnu Satoto, dikutip Klatenkab.go.id, Sabtu (12/2).
Tak sekadar mandiri secara ekonomi, warung angkringan menjadi simbol untuk menggeser paradigma lama bahwa difabel hanya bisa berpangku tangan.
Faktanya, kini difabel bisa mandiri secara ekonomi, merintis sebuah usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Dengan dibukanya warung angkringan ini, pelan-pelan paradigma para penyandang disabilitas ingin kami ubah. Yang tadinya menjadi objek, kini turut menjadi subyek,” ujar dia.
Modal usaha angkringan ini dihimpun dari corporate social responsibility (CSR) sejumlah pihak.
Warung ini menempati lahan milik Pemerintah Desa Tibayan, samping balai desa.
Di sana, banyak aneka kudapan dan kuliner yang bisa dinikmati seperti nasi bandeng, wedang jahe dan lainnya.
Ketua DPRD Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengatakan usaha warung angkringan menjadi wal kemandirian pada penyandang disabilitas.
Ke depan, hal ini akan membawa kesejahteraan bagi mereka.
“Mari embrio ini kita rawat bersama agar nantinya akan terus berkembang, jangan sampai hanya semangat di awal,” sambung dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News