GenPI.co Jateng - Petani didorong mengendalikan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan agens hayati.
Sebab, pengendalian dengan metode ini dinilai lebih ramah lingkungan.
Tak hanya itu, petani juga diminta mengantisipasi dampak La Nina yakni berupa hujan berlebihan sebagai bagian dari penanganan dampak perubahan iklim.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, Mohammad Takdir Mulyadi, mengatakan Boyolali merupakan kawasan penyumbang pangan nasional.
Penggunaan bahan ramah lingkungan dan penanganan dampak perubahan iklim diharapkan bisa direplikasi ke seluruh kecamatan.
“Secara rutin melakukan pendampingan dalam rangka penanganan dampak perubahan iklim,” kata dia, dikutip Boyolali.go.id, Rabu (26/1).
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan Boyolali tengah gencar mengendalikan serangan hama menggunakan tanaman refugia.
Tanaman ini diklaim bisa menekan populasi hama penggerek batang padi.
“Menanam refugia di sekitar pertanian agar hama penyakit itu hinggapnya di refugia tersebut sehingga tanaman padi kita menjadi aman,” ujar dia.
Di Boyolali ada 7 hektare diserang hama penggerek batang dan 12 hektare diserang tikus.
Namun, serangan ini tergolong ringan sehingga lahan masih bisa menghasilkan 6,8 ton per hektare.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News