GenPI.co Jateng - Harga minyak goreng di Kota Solo masih di atas ketentuan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000/liter.
Hal ini lantaran harga dari distributor masih tinggi sehingga para penjual terpaksa menjual dengan dengan harga tinggi pula.
Salah satu pedagang di Pasar Legi Solo, Sri, mengatakan dia menjual minyak goreng dengan harga Rp 19.000/liter.
Menurut dia, harga minyak goreng yang tinggi ini berdampak pada penurunan jumlah pembeli.
"Ya memang dari distributor harganya masih tinggi, belum ada penurunan," kata dia, Jumat (21/1).
Sri mengakui tingginya harga minyak goreng membuat angka penjualan turun hingga 30%.
"Soalnya di minimarket harganya kan sudah turun, sudah Rp14.000/liter. Jadi masyarakat pilih beli di sana, memang di tempat kami yang beli jadi tidak banyak," imbuh dia.
Pedagang lain, Radinem, menjelaskan dia memilih tak menjual minyak sementara waktu.
Sebenarnya minyak goreng yang dimilikinya merupakan stok lawas.
"Sebetulnya saya punya banyak stok minyak goreng, tapi sama pabriknya diminta agar jangan dijual. Mau ditukar dengan yang baru, mungkin ada kaitannya dengan penurunan harga ini," papar dia.
Radinem menambahkan sebelum mengalami kenaikan, minyak goreng di angka Rp11.000-12.000/liter. Sekarang harganya sekitar Rp17.000-18.000/liter.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, menjelaskan para pedagang di Solo diberi waktu 7 hari untuk menurunkan harga minyak goreng.
Jika lewat batas tersebut, pedagang yang menjual minyak goreng di atas harga yang ditentukan, maka akan ada tindakan dari Satgas Pangan.
"Mereka diberikan kesempatan selama 7 hari, cuma kalau yang masuk di asosiasi ritel wajib jual Rp14.000/liter, seperti di minimarket. Kalau di pasar tradisional masih tinggi, masih di kisaran Rp18.000-19.000/liter," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News