GenPI.co Jateng - Kementerian Pertanian menargetkan 25.000 hektare sawah di Jawa Tengah (Jateng) bisa panen empat kali dalam setahun.
Alasannya, persawahan di kawasan ini didukung oleh sistem irigasi yang stabil sepanjang tahun.
Kementan menamai target ini ke dalam program Indeks Pertanian Padi (IP) 400.
“Dengan adanya empat kali musim tanam (padi), maka tingkat produktivitas beras nasional juga ikut meningkat,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, seperti dikutip Klatenkab.go.id, Selasa (11/1).
Klaten masuk ke dalam 25.000 hektare yang menjadi sasaran ini lantaran menjadi salah satu daerah lumbung padi nasional.
Di kabupaten bersinar ini, varietas yang akan ditanam yakni Rojolele Srinuk dan varietas padi genjah dengan luas lahan 1.000 hektare.
Peluncuran program ini ditandai dengan tanam padi bersama Syahrul bersama Bupati Klaten di Desa Sribit, Delanggu.
Mentan menjelaskan selain mewujudkan swasembada beras, IP 400 menjadi terobosan menghadapi anomali perubahan iklim untuk menjamin ketersediaan pangan.
“Ini tidak lain untuk mempersiapkan bahwa di tahun 2022 kita dihadapkan dengan iklim ekstrem, sehingga tidak boleh melakukan program seperti yang lalu,” ujar Syahrul.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan Klaten merupakan daerah lumbung pangan nasional, dengan luas lahan pertanian mencapai 31.943 hektare.
Pada 2021, luas panen di Klaten 73.754 hektare dengan produktivitas 480.023 ton. Jumlah ini mencatatkan surplus 157.000 ton.
Capaian ini meningkat dibanding 2020 yang hanya 448.686 ton.
”Adanya IP 400 dengan empat kali tanam padi, tentu produktivitas petani padi ikut meningkat,” ujar Sri Mulyani.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News