GenPI.co Jateng - Sebuah video minum es teh dengan plastik jumbo di platform berbagi video viral belakangan ini.
Dalam video itu dibangun kesan mengonsumsi es teh di tengah terik mentari terlihat segar melegakan dahaga.
Namun, mengonsumsi es teh hingga seplastik jumbo dengan isi sekitar 2-3 liter ternyata berdampak buruk bagi kesehatan.
Kandungan tanin dan polifenol dalam teh menghambat penyerapan zat besi pada makanan.
“Hal ini meningkatkan risiko terjadinya anemia,” kata ahli gizi Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Asyari Mia Lestari, seperti dikutip Uns.ac.id, Senin (10/1).
Selain itu, dalam seplastik jumbo es teh ditaksir mengandung gula hingga 12-18 sendok makan atau setara 120-180 gram.
Jumlah ini jelas melampaui anjuran asupan gula maksimal 50 gram per hari atau setara 4 sendok makan.
“Mengonsumsi es teh jumbo meningkatkan risiko obesitas dan penyakit diabetes melitus karena kandungan gula yang tinggi,” sambung dia.
Untuk menekan risiko obesitas dan diabetes ini, Mia merekomendasikan penggunaan campuran bahan tambahan pangan (BTP) sebagai pemanis.
Namun, tidak semua BTP bisa dicampurkan ke dalam es teh jumbo.
Sebagai contoh, sakarin 0,5 miligram per kilogram berat badan tidak bisa dipakai untuk produk pangan khusus bagi bayi, anak usia di bawah tiga tahun dan ibu hamil atau menyusui.
Mia merekomendasikan masyarakat mengonsumsi buah, selai, madu, dan makanan manis lainnya agar asupan gula tetap terjaga.
Kemudian, konsumsi teh dianjurkan diminum 2 – 3 jam setelah makan. Gula bisa diganti buah atau daun mint.
“Jaga tubuh agar tidak dehidrasi dengan minum air sesuai kebutuhan,” pesan Mia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News