GenPI.co Jateng - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana membangun gedung Industri Kecil Menengah (IKM) di kawasan Pasar Mebel, Gilingan, Kecamatan Banjarsari.
Namun demikian, rencana ini memicu penolakan dari para pedagang mebel.
Para pengusaha mebel ini sebenarnya bukan menolak pembangunan IKM.
Akan tetapi, mereka ogah dipindah dari kawasan Pasar Mebel sekarang ini.
Bagi mereka, pasar ini tak sekadar tempat berdagang, tetapi juga tempat tinggal.
Ketua Paguyuban Pasar Mebel Gilingan (P2M), Sutarmi, mengatakan para pedagang tidak menolak pembangunan yang dilakukan Pemkot Solo, tetapi mereka ingin tetap menggunakan kawasan Pasar Mebel.
"Kami iri dengan para pedagang pasar lain yang bisa kembali berdagang setelah pasar yang mereka tempati direvitalisasi," ungkap dia setelah melalukan audiensi di ruang rapat Wakil Wali Kota, dikutip jateng.jpnn.com, Rabu (5/1)
Puluhan pedagang Pasar Mebel Gilingan mendatangi Balai Kota Solo untuk menyuarakan aspirasi.
Ada sekitar 29 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan Pasar Mebel Gilingan ini.
"Kami minta opsi yang meringankan kami karena kami sudah tinggal selama 50 tahun," papar dia.
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menjelaskan Pemkot memberikan jalan tengah dengan menyediakan pasar pengganti yang rencanannya bakal dibangun di kawasan Bekas Bong Mojo, Mojosongo.
Wawali menerangkan regulasi pasar dan industri itu berbeda.
Jika revitalisasi pasar, menjadi ranah dari Dinas Perdagangan. Sedangkan pembangunan IKM di bawah Kementerian Perindustrian.
Semantara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, menjelaskan Pemkot telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 20 miliar untuk pembangunan Pasar Mebel baru yang bersumber dari APBD.
"Kesimpulannya nanti apa pun putusan Wali Kota, para pedagang ikut," jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News