Ini Penjelasan Pakar Kesehatan UNS Soal Vaksin Booster, Penting!

08 Januari 2022 00:00

GenPI.co Jateng - Pemerintah berencana menyuntikkan vaksin booster kepada masyarakat umum mulai 12 Januari 2022 mendatang.

Namun demikian, pemberian vaksin booster ini harus memperhatikan kondisi masing-masing individu.

Dalam hal ini, seseorang perlu dicek dulu bagaimana antibodi yang dimilikinya.

BACA JUGA:  Bersiaplah! Vaksin Booster Mulai Awal Januari 2022

"Secara ilmiah kapan seseorang perlu booster, mestinya perlu tes dulu. Apakah orang tersebut antibodinya turun berapa, tetapi saat ini kita belum berada pada titik orang per orang berapa antibodi yang dimiliki, maka lebih dikedepankan masa waktunya," kata Pakar kesehatan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK, PhD, Jumat (7/1).

Menurut dia, booster bukan merupakan suatu keharusan, tetapi opsional.

BACA JUGA:  Vaksin Booster Dimulai Pekan Depan, Gibran: Kami Selalu Cepat

Dr Tonang menyebut hal yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah adalah pemberian vaksin dosis 1 dan 2.

Hal ini khususnya bagi masyarakat yang hingga saat ini belum tersentuh vaksinasi Covid-19.

BACA JUGA:  Vaksin Anak 6-11 Tahun di Purbalingga 34,34%, Bupati Lakukan Ini

"Saya lebih suka menyebut ini pilihan opsional, karena sebagian booster kan ada yang berbayar, sebagian lagi dari pemerintah," imbuh dia.

Di sisi lain, suntikan booster ini bisa diberikan 12 bulan setelah mendapatan vaksin dosis 2.

Jangka waktu 12 bulan ini dinilai lebih rasional.

Selain itu, pemberian booster untuk penyintas juga mesti memperhatikan antibodi masing-masing.

Dia berpendapat individu dengan imunitas terkuat adalah orang yang pernah divaksin dan pernah terinfeksi.

Mereka ini memiliki antibodi ganda.

"Penyintas kan jumlah virusnya beda, gejala beda, antibodi yang terbentuk juga variatif. Ada penyintas yang antibodinya tinggi, ada yang rendah. Khususnya yang tanpa gejala antibodi cenderung rendah," papar dia.

Namun demikian, dia menilai booster juga tidak harus diberikan kepada para penyitas.

Hal ini harus dilihat per kasus atau per individu.

"Kalau saya ditanya apakah booster harus diberikan kepada penyintas, saya katakan tidak harus. Namun kalau ditanya perlu atau tidaknya kita lihat kasus per kasus," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG