Sip! Hindari Tengkulak, Petani Cabai Magelang Pakai Sistem Lelang

01 Januari 2022 16:00

GenPI.co Jateng - Para petani cabai di lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Magelang, punya solusi untuk menyiasati harga yang naik turun di pasaran.

Mereka menggunakan sistem lelang untuk menentukan harga cabai.

Selain mengantisipasi tingginya harga cabai, sistem ini juga untuk menghindari tengkulak.

BACA JUGA:  Perubahan Musim Rentan DB, Warga Jateng Diminta Lakukan Ini

Cara ini diterapkan di Kelompok Tani Maju Wanteyang, Dusun Wanteyang, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Jadi, para petani menyetorkan hasil panennya di rumah Ketua Kelompok Tani Maju Wanteyang, Armando.

BACA JUGA:  Duh Pusing, Harga Cabai di Semarang Tembus Rp 80.000/Kg

Hasil tanaman yang disetor bermacam-macam. Selain cabai ada hasil holtikultura seperti kol, brokoli, terong, kacang panjang, tomat, dan lain-lain.

Hasil panen yang masuk dari para petani kemudian dicatat dan ditimbang. Komoditas kemudian dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya.

BACA JUGA:  Sabar Bun, Harga Cabai di Temanggung Masih Pedas

Dengan menggunakan sistem lelang terbuka, para petani ini mendapatkan kepastian harga yang maksimal mengikuti pasar tanpa permainan tengkulak.

"Yang menentukan harga para peserta lelang yang sebagian besar pedagang. Mereka akan memulai melelang usai Asar melalui pesan singkat Whatsapp," kata Armando, dikutip beritamagelang.id, Sabtu (1/1).

Selanjutnya, tawar-menawar lelang akan berlangsung hingga Maghrib.

Lelang ditutup begitu ketemu harga tertinggi.

Pada sistem ini, para petani dikenakan biaya administrasi Rp 1.000 per kilogram (kg).

Dari uang Rp 1.000 tersebut, Rp 500 untuk kas masjid dan sisanya administrasi.

Ia mencontohkan pada Kamis (30/12) harga cabai rawit merah mencapai Rp 63.000 per kg dengan jumlah hasil panen 1,5 ton.

Para petani bisa mendapatkan hasil Rp 900.000 hingga Rp 7 juta setiap kali panen. Waktu panennya 2 kali dalam 1 minggu.

Mereka menilai keuntungan tersebut menjadi berkah karena tidak jarang para petani cabai merugi karena harganya anjlok.

Sistem lelang ini digagas oleh Kepala Desa Lebak, Anwari, sejak beberapa tahun lalu.

"Para petani ini mendapatkan angin segar di tengah pedasnya harga cabai di pasaran," imbuh dia.

Salah satu petani, Widodo, menilai keuntungan yang didapat dari sistem lelang ini lumayan.

"Ini saya terima Rp 915.00 dengan cabai sebanyak 12,5 kg dengan harga per kilonya Rp 72.000," jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co JATENG