GenPI.co Jateng - Masyarakat Jawa Tengah diminta mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi pada 1-2 Februari 2023.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan beberapa faktor menjadi pendukung terjadinya cuaca ekstrem.
Ini di antaranya fenomena Maden Jullian Oscillation (MJO) terpantau mulai aktif terutama di sisi barat wilayah Indonesia.
Selain itu, terdapat konvergensi di wilayah Jateng yang didukung dengan kelembapan udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup labil.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan angin puting beliung sebagai dampak dari potensi cuaca ekstrem tersebut," kata dia, Selasa (31/1).
Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang, wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada 1 Februari meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga.
Kondisi ini juga berpotensi terjadi di Banjarnegara, Temanggung, Kabupaten. Pekalongan, Batang, Kebumen, Purworejo, Kabupaten/Kota Magelang , Kabupaten. Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Brebes, Kabupaten. Tegal, Pemalang, Demak, Kudus, Pati, dan sekitarnya.
Sedangkan pada 2 Februari, cuaca ekstrem berpotensi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Boyolali, Klaten, Kabupaten Semarang, Kabupaten/Kota Magelang, Salatiga, Brebes, Kabupaten. Tegal, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, dan sekitarnya.
Adapun pada 3 Februari, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Brebes, Boyolali, dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, ada beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan cuaca signifikan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jateng.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News