GenPI.co Jateng - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta secara rutin melakukan pengambilan gambar dan menganalisis kondisi morfologi kubah lava Gunung Merapi.
Pengamatan ini dilakukan pada kubah lava baru maupun kubah lava lama.
Hal ini mengingat terus bertambahnya volume di barat daya, terdapat kekhawatiran jika kubah lava tersebut runtuh.
Saat ini Gunung Merapi dalam kondisi status siaga atau level 3.
Masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi imbauan Pemerintah.
"Kami terus secara rutin melakukan pengambilan gambar dan menganalisis kondisi morfologi kubah lava. Baik itu yang baru, yakni kubah barat daya dan tengah maupun kubah lama yang berada di sekitar kubah yang baru. Itu kami lakukan secara terus menerus," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, dikutip beritamagelang.id, Sabtu (1/1).
Menurut dia, hingga saat ini tidak terdapat kubah lava yang mengalami pertumbuhan secara signifikan.
BPPTKG mencatat volume kubah barat daya per 24 Desember 2021 sebesar 1,65 juta meter kubik.
Volume kubah lava barat daya sebesar itu bukan volume yang besar. Hal tersebut menurutnya masih dalam kondisi wajar.
"Hasil analisis terkait kubah lava ini sudah selalu kami sampaikan kepada stakeholder dan masyarakat. Bahkan dalam laporan mingguan kami, hal tersebut sudah kami cantumkan," papar dia.
Hanik menyebut bahaya Gunung Merapi sudah ditetapkan sejak Januari 2021. Ini berdasarkan skenario jika kubah lava tersebut runtuh.
Adapun potensi bahaya Gunung Merapi saat ini adalah berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara - barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif, dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Itu yang perlu kita waspadai," jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News