GenPI.co Jateng - Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) menjangkiti belasan ekor sapi di Kabupaten Temanggung.
Maka dari itu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung meningkatkan kewaspadaan.
"Meskipun tidak menular kepada manusia, kewaspadaan terhadap penyakit ini tetap harus ditingkatkan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto, Jumat (27/1).
Gejala hewan ternak yang terkena LSD, yakni terdapat benjolan pada kulit.
"Sebagian besar penyakit ini kami temukan di daerah Temanggung utara, terutama daerah perbatasan, karena sebagian besar peternak di daerah tersebut membeli ternak dari daerah lain," papar dia.
Sebanyak 14 ekor sapi yang terjangkit LSD, antara lain di Kecamatan Bejen 4 ekor sapi, Wonoboyo (1), Gemawang (3), Kandangan (3), Kranggan (1), dan Kecamatan Kedu (1).
Pihaknya pun gencar melakukan sosialisasi kepada peternak, membekali para peternak dengan informasi mengenai penyebab, gejala, dan cara pencegahan penyakit LSD.
Upaya ini diharapkan dapat mengantisipasi wabah LSD masuk dan menyerang ternak.
"Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah benjolan pada kulit, demam tinggi, berat badan turun dan cairan air liur yang berlebih," ungkap dia.
Joko mengimbau para peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang, melakukan disinfeksi secara rutin, dan dilengkapi dengan melakukan vaksinasi.
Adapun penanganan sapi yang terkena LSD sama dengan sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sapi yang terjangkit LSD dipisahkan dari sapi yang sehat.
Selain itu, para petugas di lapangan juga sudah dibekali vaksin PMK maupun LSD.
"Kalau ada kasus di 1 desa, ternak di desa lain harus divaksin untuk mencegah sapi yang masih sehat, kalau yang sudah terlanjur terserang penyakit ini harus diobati," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News