GenPI.co Jateng - Sebanyak 60 ekor sapi di Sragen positif terjangkit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari.
"Pemeriksaan sudah kami lakukan, ketika ada ciri-cirinya sesuai pada sapi yang terserang LSD sampel darah juga sudah kami lakukan memang positif LSD," kata dia, Senin (16/1).
Eka menjelaskan sapi yang positif terjangkit LSD sebenarnya masih bisa diperjualbelikan.
Akan tetapi, penyakit LSD ini meninggalkan bekas maka akan mengurangi harga jual sapi.
Menurut dia, penyakit lumpy skin disease tidak menular ke manusia dan hanya sebatas antarsapi.
"LSD ini mudah menular antarsapi, bisa dari air liurnya bisa juga kotoran dan infeksi pada vektor atau hewan perantara misal nyamuk, lalat besar itu, setelah menggigit sapi sakit kemudian gigit sapi sehat di sebelahnya bisa tertular," papar dia.
Maka dari itu, pihaknya sudah melakukan pengobatan pada sapi yang positif LSD. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan vaksinasi LSD.
"Ada 4.000 vaksin yang diterima dari Kementerian Pertanian," imbuh dia.
Di sisi lain, daging sapi yang terserang LSD kadar proteinnya menurun. Hal ini jka dibandingkan dengan kondisi daging sapi yang sehat.
Jaringan daging sapi yang terjangkit LSD akan berubah menjadi jaringan parut.
Selain diobati, sapi yang sakit harus berada di lingkungan yang bersih.
"Kandang bersih akan mengurangi insekta (serangga), nyamuk, lalat besar di sekitar kandang. Kandang dibersihkan didiang (bediang) diasapi, dipanasin itu mengurangi jumlah insekta di situ,” jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News