GenPI.co Jateng - Sebanyak 64 persen dari 3.242 pasien tumbuh kembang anak di RSUD Bendan, Kota Pekalongan, didiagnosa keterlambatan bahasa dan wicara.
Menariknya, jumlah anak didiagnosa kasus serupa ini meningkat sekitar 8 persen pada 2021.
Keterlambatan wicara pada anak ini berdampak pada sulitnya anak mengekspresikan perasaan dan kurangnya penguasaan kosakata.
Kondisi ini harus ditanggapi dengan peningkatan perhatian orang tua atas keterlambatan bicara pada anak.
Orang tua selama ini cenderung fokus pada perkembangan fisik anaknya seperti berat badan, lingkar kepala hingga tinggi badan.
“Tetapi juga harus diperhatikan perkembangannya baik motorik kasar, motorik halus dan wicaranya," kata Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, seperti dikutip Pekalongankota.go.id, Jumat (31/12).
Dia meminta setiap orang tua lebih aktif mencari informasi saat menemui anaknya mengindikasikan keterlambatan wicara.
Apalagi kondisi anak di bawah umur enam tahun sehingga bisa mendapatkan penanganan sejak dini.
Inggit juga berpesan kepada PKK Pekalongan agar terus bersinergi dengan berbagai pihak guna menyosialisasikan pentingnya penanganan masalah keterlambatan wicara ini.
“Posyandu juga memantau jangan sampai ada anak-anak yang terlambat tumbuh kembangnya," ujar dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News