BRI Siapkan 4 Skenario Mitigasi Risiko dan Strategi

26 Oktober 2022 20:14

GenPI.co Jateng - Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pihaknya memetakan kondisi melalui empat matriks yang menjadi dasar antisipasi atau mitigasi risiko.

Tujuannya ialah menghadapi situasi ekonomi saat ini karena tantangan-tantangan ke depan.

Kondisi pertama ialah ekonomi pulih, inflasi naik, dan kualitas kredit memburuk.

BACA JUGA:  Professor Harvard: Tidak Ada yang Sesukses BRI Berdayakan UMKM

Pada kondisi tersebut mitigasi yang BRI lakukan di antaranya mempercepat proses write-offs agar recovery rate yang lebih tinggi, serta mempertahankan coverage ratio yang besar.

“Oleh karena itu, BRI menyediakan coverage ratio terhadap NPL yang mencapai 266 persen, angka tersebut lebih dari cukup. Jika terjadi pemburukan situasi, BRI aman, dan nasabah juga aman. Kemudian tumbuh secara selektif, dengan pemantuan kualitas pinjaman yang intensif,” katanya.

BACA JUGA:  Melalui Role Modeling, BRI Jadi Akselerator Implementasi ESG

Kedua, kondisi ekonomi membaik dengan inflasi terkendali dibarengi kualitas kredit membaik. Langkah yang diambil ialah mempercepat proses write-offs supaya mendapat recovery rate yang lebih tinggi, tetapi menurunkan coverage ratio, mengurangi bantalan untuk tumbuh.

Kemudian melakukan enhance risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk dan kemudian Loan Portofolio Guideline (LPG) yang dikendurkan sehingga kredit dapat dipacu untuk lebihi cepat tumbuh.

BACA JUGA:  BRI dan PLN Resmikan SPKLU di Jakarta demi Kurangi Emisi Karbon

Ketiga, kondisi ekonomi tetap stagnan namun inflasi tetap terkendali dengan kualitas kredit membaik.

Strategi yang diambil adalah tumbuh secara selektif dengan melonggarkan sedikit Loan Portofolio Guideline (LPG) menjadi moderat.

Hal ini mempertahankan coverage ratio yang tinggi untuk bantalan dan melakukan simulasi stress-test untuk memastikan bisnis BRI aman.

Keempat, apabila yang paling buruk adalah ekonomi tetap stagnan dengan inflasi yang naik serta kualitas pinjaman memburuk.

“Strategi kami tumbuh secara terbatas, pengaturan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang lebih ketat, mempertahankan coverage ratio yang tinggi. Itulah kira-kira 4 matriks kemungkinan kondisi ekonomi yang mungkin terjadi ke depan,” jelasnya.

Di tengah tantangan ekonomi global saat ini BRI optimistis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan fokus kepada UMKM yang sekaligus dapat menciptakan lapangan kerja.

Seperti diketahui, kondisi perekonomian global dan nasional masih dibayangi tantangan, bahkan dihadapkan dengan ancaman resesi.

Oleh karena itu, BRI terus berperan aktif menciptakan kinerja positif melalui tiga strategi yang menjadi syarat utama pertumbuhan.

“Untuk tumbuh syaratnya ada tiga. Pertama, sumber pertumbuhannya jelas dan dipersiapkan untuk saat ini dan jangka panjang,” ujar Sunarso.

Sebagai sumber pertumbuhan baru, BRI sendiri sudah masuk ke segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro yang resmi terbentuk sejak September 2021 bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) atas inisiasi Kementerian BUMN.

Kedua, adanya kecukupan modal. Sunarso menyebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang dimiliki BRI mencapai 25%.

“Cukup untuk tumbuh selama 4 tahun ke depan, labanya berapa pun, tidak ada alasan untuk menahan laba menjadi modal. Jadi layak dibagikan, karena itu cukup,” kata Sunarso menegaskan.

“Ketiga, likuiditas yang melimpah, di mana saat ini rasio LDR nasional masih berada di level 82%,” jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG