BMKG: Waspada Puncak Musim Hujan di Cilacap pada November 2022

05 Oktober 2022 17:00

GenPI.co Jateng - Puncak musim hujan di sebagian wilayah Cilacap akan berlangsung pada November 2022.

"Secara umum wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng saat ini telah memasuki musim hujan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Rabu (5/10).

Teguh menjelaskan puncak musim hujan di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng berbeda-beda.

BACA JUGA:  BMKG: Waspada Angin Puting Beliung di Jawa Tengah Bagian Selatan

Namun demikian, secara umum musim hujan diprakirakan berlangsung pada Januari-Februari 2023.

Sedangkan khusus untuk wilayah pesisir selatan Kabupaten Cilacap, puncak musim hujan diprakirakan pada November 2022.

BACA JUGA:  BMKG: Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah Diprakirakan Terjadi Oktober-November 2022

Adapun musim hujan di wilayah barat Cilacap sekitar Desember 2022-Januari 2023.

"Bulan November diprakirakan sebagai puncak musim hujan di sebagian wilayah Cilacap karena berdasarkan data klimatologis selama 30 tahun terakhir menunjukkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November," papar dia.

BACA JUGA:  BMKG: Waspada Gelombang Sangat Tinggi di Laut Selatan Jawa Tengah

Teguh membeberkan beberapa faktor penyebab puncak musim hujan di sebagian Cilacap terjadi pada November 2022, yakni letak geografis yang berada di pesisir.

Selain itu, adanya angin darat dan angin laut serta sejumlah faktor pendukung lainnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat Jateng selatan maupun pegunungan tengah Jateng untuk tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seiring dengan adanya peningkatan intensitas hujan.

"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer, indeks ENSO saat sekarang masih tercatat -0,76 yang berdampak terhadap peningkatan curah hujan," ungkap dia.

Sedangkan Dipole Mode Index (DMI) sebesar minus 0,67 yang menunjukkan aktivitas pembentukan awan di Indonesia signifikan.

Di sisi lain, di wilayah kemaritiman Indonesia (kuadran 4) terdapat Madden Julian Oscillation (MJO) yang berkontribusi terhadap pembentukan awan sehingga menambah curah hujan.

"Yang terakhir, suhunya tidak turun-turun. Anomali suhunya masih berkisar 1-4 derajat celsius, sehingga penguapannya menjadi lebih banyak," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG