GenPI.co Jateng - Sebanyak 4 desa di Kabupaten Magelang menjadi percontohan program penanganan anak tidak sekolah (ATS).
Keempat desa ini adalah Desa Sambeng, Kembanglimus Kecamatan Borobudur, Desa Kalisalak (Salaman), dan Desa Banyusidi (Pakis).
Penanggung Jawab Penanganan ATS Kabupaten Magelang, Basuki Rochmad, mengatakan program tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan agar ATS bisa bersekolah kembali dan mendapatkan pendidikan dengan baik.
Program penanganan ATS ini diluncurkan oleh UNICEF.
Basuki menjelaskan 4 desa ini sebagai percontohan. Selanjutnya program ini akan dikembangkan di seluruh desa di Kabupaten Magelang.
"Peran Pemkab Magelang sebagai user dalam program UNICEF untuk penanganan ATS, yaitu sharing dana, baik dana dari UNICEF, Pemkab, dan pemerintah desa," papar dia.
Adapun Bappeda dan Litbang Pemkab Magelang telah mendata 4 desa tersebut.
Mereka menemukan 6 anak tidak sekolah di Desa Sambeng, 7 ATS di Desa Kembanglimus, 6 ATS di Desa Kalisalak, dan 7 ATS di Desa Banyusidi.
"Ini masih sampel, pendataan ini masih belum selesai. Tentunya kalau kami teruskan masih ada beberapa ATS lainnya. Harapannya nanti sampai selesai," imbuh dia.
Basuki menyebut ada beberapa faktor anak tidak sekolah, yakni lulus dan tidak melanjutkan, putus sekolah, dan tidak mampu secara ekonomi.
"Ada yang SD tidak lulus, ada yang lulus SD tidak melanjutkan ke SMP, ada yang putus sekolah di SMP," ungkap dia.
Pada program ini pihaknya bersama Bappeda, Litbang Kabupaten Magelang, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyerahkan salah satu ATS untuk bisa bersekolah kembali di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, Nida Ul Hasanah, menjelaskan pemda berperan besar membantu anak putus sekolah kembali menuntut ilmu.
"Harapan kami, Putra (salah satu ATS) bisa bersekolah sampai selesai dan memiliki keahlian sehingga bisa sukses di kemudian hari," jelas Nida.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News