GenPI.co Jateng - Jembatan sasak di Kampung Sewu, Jebres, Solo, kini menjadi jalur favorit bagi pengguna sepeda motor seiring dengan ditutupnya Jembatan Mojo.
Jembatan sasak yang terbuat dari bambu ini menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kampung Sewu, Solo.
Para pengguna jalan menilai akses ini sebagai jalur tersingkat menuju lokasi tujuan.
Para pengendara yang melintas dikenakan tarif sebesar Rp 2.000 sekali menyeberang oleh pengelola.
Pembuat jembatan sasak Sugiono mengatakan dia bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp 5 juta dalam sehari.
Menurut dia, uang ini dipakai untuk menggaji kru yang terlibat serta untuk biaya operasional.
"Enggak ada (Rp 10 juta), Rp 5 juta ke bawah, penghasilan kotor itu. Belum gaji karyawan, satu karyawan itu saya gaji 100 ribu per orang jika jaga sehari nonstop," kata dia, Rabu (28/9).
Pria yang disapa Bagong ini mengaku dia dibantu sebanyak 30 orang dalam mengoperasikan jembatan sasak tersebut.
Ada sebanyak 30 kru yang terbagi menjadi 2 sif. Pada sif siang dijaga oleh 20 orang, sementara pada malam hari ada 10 orang.
"Jadi memang dijaga 24 jam, pengawasan ketat, saya juga ikut mantau," papar dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Solo Ari Wibowo menjelaskan jembatan sasak ini berpotensi rawan keselamatan.
"Secara kerawanan itu potensi rawan keselamatan, karena di atas drum, goyangan terasa, terakhir diujung sangat menanjak," ungkap dia.
Ari berharap jembatan ini tidak menjadi jalur alternatif bagi para pengguna jalan demi keselamatan mereka.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News