Bikin Deg-degan! Jembatan Mojo Solo Ditutup, Warga Pilih Lewati Jembatan Sasak

27 September 2022 16:00

GenPI.co Jateng - Penutupan Jembatan Mojo, Solo, yang tengah diperbaiki membuat masyarakat mencari jalan alternatif lain untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo.

Warga akhirnya memilih antre melewati jembatan sasak dari bambu untuk mempersingkat akses mereka dari Solo ke Sukoharjo atau pun sebaliknya.

Jembatan sepanjang 80 meter ini menghubungkan Desa Gadingan, Kabupaten Sukoharjo dengan Kelurahan Sewu, Kota Solo.

BACA JUGA:  Jembatan Wonokerto Diperbaiki, Ini Jalur Alternatif ke Demak

Jembatan sasak dibuat dari sekitar 100 bambu dan 34 drum atau tong. Adapun perakitannya kurang lebih memakan waktu 2 pekan.

Salah satu warga RT 03 RW 03, Sugiyo (71), mengatakan pembuatan jembatan sasak tidak ada kaitannya dengan penutupan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug B.

BACA JUGA:  Jembatan Jurug B Solo-Karanganyar Direvitalisasi, Ditutup Total Mulai 18 September 2022

Menurut dia, ide pembuatan jembatan sasak ini sudah ada sebelum ada penutupan dua jembatan itu.

"Untuk memudahkan warga dan sengaja dibuat. Setiap tahun pas musim kemarau pasti buat jembatan, nanti pas musim hujan dan airnya tinggi jembatan kami lepas," kata dia, Selasa (27/9).

BACA JUGA:  Jembatan Mojo Solo Ditutup Total Mulai Senin, 26 September 2022

Namun demikian, kini jembatan sasak ini menjadi alternatif bagi warga kedua wilayah yang ingin mempersingkat rute tujuan.

Warga menilai rute melewati jembatan sasak ini lebih singkat dibandingkan dengan harus memutar melalui Jembatan Jurug A atau pun Jembatan Bacem.

Kapolsek Mojolaban, AKP Tarto, menambahkan pengguna jembatan sasak terutama pengendara sepeda motor meningkat lebih dari 100%.

"Warga tidak mau memutar melewati Jembatan Jurug atau Jembatan Bacem. Mereka memilih lewat jembatan sasak sebagai alternatif," tutur Kapolsek.

Namun demikian, pihaknya mengingatkan pengelola jembatan sasak terkait manajemen keselamatan bagi penggunanya.

"Diatur oleh para kru sejumlah 20 personel untuk membantu para penyeberang," imbuh dia.

Pihaknya memprediksi para pengguna jembatan sasak akan terus bertambah.

Pada hari pertama penutupan Jembatan Mojo, antrean kendaraan yang hendak melewati jembatan sasak ini mencapai 1 km, pada Senin (26/9).

"Kami sarankan kepada pengelola, apabila debit air naik jembatan harus ditutup. Dari segi keamanan kontruksi jembatan tidak memadai," ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Ari Wibowo, menegaskan bahwa jembatan sasak bukanlah jalur alternatif karena berpotensi rawan dan membahayakan.

"Secara kerawanan itu potensi rawan keselamatan. Itu dibuat diatas drum, goyangan terasa, terakhir di ujung sangat menanjak," tutur dia.

Pihaknya berharap jembatan ini tidak menjadi jalur alternatif bagi warga agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG