GenPI.co Jateng - Pandemi covid-19 membuat Batik Gunawan Setyawan terkena dampak yang sangat besar.
Gunawan Setyawan selaku pemilik tidak memungkiri bisnisnya yang berada di Kampung Batik Kauman, Kota Solo, sempat terpuruk.
"Saat ini dalam sebulan adalah masa kebangkitan. Omzet masuk sehari hanya Rp 1 juta-Rp 1,5 juta,” kata Gunawan kepada GenPI.co Jateng, Rabu (21/9).
Menurut pria berkacamata tersebut, omzetnya saat ini jauh berbeda dibandingkan sebelum pandemi.
“Penurunan omzet saat ini, pemasukan hanya 5-10 persen," ujar Gunawan.
Dia pun harus memutar otak agar bisnisnya tetap bertahan di tengah pandemi covid-19.
Gunawan pun merambah marketplace untuk menggenjot penjualan. Selain itu, dia pun membuat beberapa fashion show.
Meskipun demikian, Gunawan tetap menemui hambatan besar ketika berjualan di marketplace.
Dia menyebut harus bersaing dengan pengusaha batik printing yang menjual produk dengan harga murah.
“Punya saya (batik, red) tulis. Harganya Rp 600 ribu-Rp 800 ribu. Ada batik printing mirip. Harganya cuma Rp 60 ribu,” ujar Gunawan.
Gunawan pun harus memberikan edukasi kepada para konsumen tentang produknya.
Di antaranya ialah pembuatan, pewarnaan, serta perajin yang memproduksi batik.
"Jadi, ada story telling-nya," ujar Gunawan.
Dia juga membuat paket wisata untuk mengedukasi pembeli. Misalnya, belajar pembuatan batik.
Gunawan pun menganjurkan para pengusaha batik tetap semangat meskipun menghadapi situasi sulit.
“Wirausaha harus peka kondisi, melakukan inovasi, dan harus tahan banting. Jangan cepat putus asa,” tutur Gunawan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News