GenPI.co Jateng - Aksi unjuk rasa aliansi mahasiswa se-Solo Raya di Gedung DPRD Kota Solo sempat diwarnai kerusuhan pada Kamis (8/9).
Mereka berdemo memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Para mahasiswa ini mendesak ingin bertemu Ketua DPRD Solo.
Sebelumnya, sejumlah pimpinan fraksi dan Wakil Ketua DPRD Solo telah menemui para mahasiswa.
Mereka adalah Sugeng Riyanto (FPKS), Taufiquraman (Fraksi Golkar), dan Achmad Sapari (Fraksi PAN)
"Rekan-rekan adik-adik mahasiwa tetap menginginkan Ketua DPRD, Ketua sedang tidak ada di tempat, saat itu kami menyampaikan kami siap menandatangani apa pun yang diminta mahasiswa, tetapi sekali lagi adik-adik ngotot minta ketemu Ketua DPRD," ungkap Sapari.
Wakil Ketua DPRD Solo, Taufiqurahman, menjelaskan kehadiran wakil ketua sebenarnya sudah cukup mewakili pimpinan.
"Kami tidak bisa memaksa ketua kami untuk ikut hadir di sini. Sebenarnya kami ini sudah representasi dari DPRD, karena wakil ketua dan fraksi ada semua," papar Taufiq.
Massa sempat bernegosiasi dengan pimpinan dewan dan aparat kepolisian.
Mereka juga sempat memaksa untuk masuk gedung DPRD Kota Solo.
Tak lama kemudian, Ketua DPRD Kota Solo, Budi Prasetyo, menemui massa dan menandatangani surat tuntutan tersebut.
"Ini akan kami teruskan ke kawan DPR RI dan presiden," ungkap Budi.
Para mahasiswa ini menyampaikan 4 tuntutan dalam unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM ini.
Pertama, mencabut dan menolak kenaikan BBM. Kedua, menuntut pemerintah mencabut pasal-pasal karet dalam Kitab Rancangan Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP).
Ketiga, menunda Proyek Strategis Nasional (PSN) dan mendesak pemerintah mengendalikan harga bahan pokok. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News