GenPI.co Jateng - Ekonom Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Anton Agus Setyawan menilai kenaikan harga telur ayam dilatarbelakangi harga pakan ayam yang melejit.
"Untuk telur ayam memang pakan sedang mengalami kenaikan. Sebenarnya stok di peternak itu juga mengalami perubahan meski tidak terjadi penurunan," kata Prof Anton, saat dihubungi GenPI.co, Selasa (30/8).
Prof Anton menjelaskan meski harga telur ayam naik, stok sebenarnya masih aman.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS ini menilai peternak yang belum mengalami dampak kenaikan pakan sudah melakukan antisipasi.
"Dugaan saya peternak yang belum terdampak pakan masih menunggu. Artinya kalau nanti ada kenaikan mereka sudah punya waktu untuk melakukan penyesuaian,” papar dia.
Menurut dia, kenaikan harga telur ayam maupun pakan ini telah diantisipasi para peternak sejak awal.
Di sisi lain, tak cuma soal pakan ayam, tetapi distribusi komoditas ini juga berpengaruh pada harga.
Prof Anyon menilai distribusi kerap kali berdampak pada kenaikan harga telur dan daging ayam.
Di sisi lain, kenaikan harga mie instan secara tidak langsung terkait perang antara Ukraina dan Rusia.
Kondisi ini membuat pasokan impor gandum ke berbagai negara terutama Indonesia terhambat.
Di samping itu, pemerintah dinilai tengah dilema karena dana subsidi sudah habis dialokasikan untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau masalahnya karena bahan baku tentu susah mengantisipasi, karena APBN pemerintah juga sudah ke BBM subsisidi. Kemarin menteri pertanian sudah menjanjikan dalam 2 bulan untuk telur ayam akan turun harganya," jelas dia.
Ekonom UMS ini menyarankan pemerintah untuk lebih jeli lagi dalam memetakan kendala yang mengakibatkan komoditas tertentu mengalami kenaikan harga.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News