GenPI.co Jateng - Lahan seluas 120 hektare (ha) di Provinsi Jawa Tengah dikembangkan untuk budi daya tanaman sorgum.
Hal ini untuk untuk mendukung ketahanan pangan nasional, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditindaklanjuti oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah Supriyanto mengatakan lahan ini terbagi di 3 kabupaten, yakni Wonogiri, Sukoharjo, dan Cilacap.
“Atas biaya APBN kami dapat 120 hektare. Di Wonogiri 50 hektare sudah tanam Juli, nanti September atau awal Oktober panen, nah yang 10 hektare di Agustus,” kata dia, dikutip jatengprov.go.id, Sabtu (27/8).
Sedangkan di Sukoharjo luasan lahan sorgum 20 ha ditanam bulan ini dan 40 ha di Cilacap akan ditanam Oktober mendatang.
Menurut dia, selama ini pertanian sorgum di Jateng masih dilakukan secara sporadis oleh para petani.
Beberapa wilayah seperti Demak, Wonogiri, dan Kabupaten Semarang, mengembangkan pertanian secara mandiri.
Kondisi ini tidak lepas dari pasar yang belum familiar dengan pengolahan sorgum.
Maka dari itu, Pemprov Jateng kini fokus untuk membantu petani pada penanganan pascapanen produk sorgum.
Selama ini produk sorgum hanya dikonsumsi pada kalangan terbatas, misalnya untuk penderita diabetes.
Selain itu, pihaknya berencana memberikan bantuan alat pengolahan panen sorgum. Adapula pendampingan pengolahan pascapanen.
Pendampingan kepada petani penting agar petani tidak merasa rugi mengembangkan sorgum, karena pasar umum yang belum terbentuk.
Apalagi pada 2023 rencananya Jateng diberi jatah penanaman sorgum yang lebih luas.
“Kalau untuk 2023 kami dapat alokasi 25.000 ha. Itu pun kami belum dapat mendetail untuk 2023.
Supriyanto menjelaskan tanaman sorgum sebenarnya tidak memerlukan kriteria lahan subur.
Tanaman tersebut dapat tumbuh di lahan yang sulit air sekali pun.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News