Bangga! Dari Menggembala Kambing, Junaedi Jadi Judoka Berprestasi

05 Agustus 2022 19:00

GenPI.co Jateng - Judoka Indonesia, Junaedi, memang masih gagal menyumbang emas di ajang ASEAN Para Games 2022 Solo.

Namun demikian, medali perak yang diraihnya tergolong spesial.

Hal ini karena Junaedi memiliki latar belakang yang kurang beruntung.

BACA JUGA:  Bonus ASEAN Para Games, Gibran: Ke Pak Menpora

Junaedi termasuk sebagai penyandang disabilitas tunanetra.

Di ajang ASEAN Para Games 2022 ini, Junaedi tampil di cabang olahraga judo tunanetra kelas 60kg J1 putra. Dia hanya kalah dari wakil Thailand, Vitoon Kongsuk.

BACA JUGA:  Kisah Perjuangan Maria Goretty, dari Duka Jadi Juara di APG 2022

Pelatih kepala judo tunanetra Indonesia, Lee Yong Il, menjelaskan Junaedi gagal menyabet emas karena sempat mengalami cedera lutut saat melakoni laga pertama.

Akan tetapi, medali perak yang didapat tetap dianggap Lee bagus karena Junaedi belum pernah tampil di ajang ASEAN Para Games sebelumnya.

BACA JUGA:  Meriah! Begini Upacara Pembukaan ASEAN Para Games 2022 di Solo

"Junaedi ini sebenarnya ranking 11 dunia. Tapi, dia sakit lutut hingga akhirnya kalah pada laga pertama dan harus puas dengan perak,” ungkap Lee, dalam siaran pers. 

Setelah ini, Junaedi diproyeksikan untuk tampil di Paralimpiade dan bakal mengikuti 3-4 turnamen internasional agar tetap berada di ranking 12 besar dunia dan lolos otomatis ke Paralimpiade Paris.

Sementara itu, Junaedi turut mensyukuri raihan perak yang didapat karena itu menjadi medali internasional pertamanya, selain emas Peparnas Papua 2021.

“Maaf belum memberikan yang terbaik untuk Indonesia, tapi mudah-mudahan saya bisa tampil lebih baik lagi. Saya tetap sangat bangga sekali,” ungkap dia.

Bukan hal mudah bagi Junaedi untuk tampil membela Indonesia di ASEAN Para Games 2022 Solo.

Dia mengaku harus menjuarai Porda dan Peparnas 2021 terlebih dahulu untuk diajak masuk Pelatnas.

Selain itu, Junaedi berasal dari kalangan keluarga yang kurang beruntung.

Kakak Junaedi, Asep, menceritakan adiknya baru mulai menggeluti judo sejak duduk di bangku SMP.

Sebelum itu, Junaedi hanyalah anak petani miskin biasa yang kesehariannya menggembala kambing atau membantu ayahnya bercocok tanam.

"Sebelum jadi atlet, kadang dia itu menggembala kambing dan ikut menyangkul. Tapi, setelah itu saya terus motivasi dia agar jadi orang yang berguna, dan terus mengingatkannya bahwa kita bukan orang punya dan berasal dari keluarga petani kecil," papar Asep.

Asep menambahkan sepulang Peparnas Papua lalu, Junaedi berbagi dengan orang-orang kampung, anak yatim, hingga menyumbang karpet untuk masjid.

“Dia juga sudah jadi tulang punggung keluarga dan semoga apa yang dia cita-citakan bisa dikabulkan," jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG