Kisah Perjuangan Maria Goretty, dari Duka Jadi Juara di APG 2022

05 Agustus 2022 10:00

GenPI.co Jateng - Maria Goretty Sumiyati sukses mengibarkan bendera Indonesia di cabang olahraga balap kursi roda ASEAN Para Games 2022 Solo.

Wanita asal Cilacap ini menjadi yang tercepat di balap kursi roda klasifikasi T54 nomor 400 meter.

Sebelumnya, di nomor 100 meter Maria harus puas dengan perak.

BACA JUGA:  Keren! 2 Mahasiswa Unnes Sabet Medali di Asean University Game

Pada nomor berikutnya, 200 meter dia tak terbendung dan meraih emas.

Adapun kemenangan di nomor 400 meter adalah pertarungan terakhirnya di ASEAN Para Games 2022.

BACA JUGA:  Atlet dan Ofisial ASEAN Para Games Kena Covid-19, Ini Kata Gibran

"Ini terakhir makanya saya teriak-teriak Indonesia, Indonesia. Ini penghabisan," kata Maria di Stadion Manahan, Solo, dalam siaran pers, Kamis (4/8).

Dalam laga final APG 2022 itu, Maria langsung melesat melampaui rival-rivalnya setelah sekitar 100 meter dari titik start.  

BACA JUGA:  Bonus ASEAN Para Games, Gibran: Ke Pak Menpora

Dia semakin tak terkejar setelah melahap setengah jarak lomba dan finis dengan mencatatkan waktu 1 menit 2,77 detik.

Sedangkan atlet Thailand Techinee meraih posisi kedua dan sesama atlet Indonesia lainnya, Nina Gusmita menyabet medali perunggu.

Maria mengaku belum lama mengenal dunia keatletan. Perkenalannya dengan dunia olahraga paralimpiade justru berawal dari kisah duka.

Saat itu Maria kehilangan anaknya yang baru dilahirkannya.

Di tengah nestapa itu, Maria lalu diajak untuk berolahraga agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Maria masuk atlet National Paralympic Commitee (NPC) DKI Jakarta pada 2014 lalu.

“Ceritanya saya dikasih anak dan meninggal. Saya trauma sedih, saat itu ada yang ngajak saya olahraga. Ya di situ saya ikut dari pada mikirin ini, yuk kita bangkit, olahraga saja. Saya latihan sambil sedih-sedih," tutur wanita kelahiran 20 Juni 1988 ini.

Awalnya dia mencoba sejumlah cabang olahraga paralimpiade seperti badminton dan lain-lain, tetapi dia merasa tidak cocok.

Dia lebih suka olahraga yang mengandalkan tenaga kemudian memilih balap kursi roda.

Namun demikian, dia butuh waktu beradaptasi dengan alat ini.

"Karena jadi meleset pegangannya, kalau belum biasa," papar Maria.

Olahraga balap kursi roda mengandalkan tangan untuk memutar roda.

Klasifikasi T54 adalah untuk atlet lintasan kursi roda yang memiliki fungsi penuh di tubuh mereka dengan gerakan kaki yang terpengaruh sedang atau tinggi atau tidak adanya anggota badan.

Atlet menghasilkan tenaga melalui berbagai gerakan tubuh dan lengan. Alhasil, kaki tidak berperan dalam balapan.

Kesulitan lainnya dalam olahraga balap kursi roda, yakni memulai start.  

Untuk nomor jarak 100 meter, ayunan permulaan sangat menentukan.

"Itu masih kelemahan saya. Saya ingin mempertajam lagi teknik saat start,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG