GenPI.co Jateng - Kirab malam 1 Suro di Solo kemungkinan besar akan berlangsung tanpa kehadiran kerbau bule (kebo bule) keturunan Kiai Slamet.
Hal ini lantaran sebanyak 7 kebo bule terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kirab 1 Suro Keraton Solo ini dijadwalkan digelar pada Sabtu (29/7) malam.
Ketua Pengelola Alun-alun Kidul GKR Timoer Kusuma Dewayani mengatakan 7 kebo bule yang saat ini menderita PMK adalah kebo inti yang kerap dipakai untuk kirab malam 1 Suro.
"Kebo inti itu istilahnya intinya Kiai Slamet itu ada di situ. Kalau yang lain itu keturunan-keturunan," kata dia, Minggu (24/7).
Menurut dia, Keraton Solo memiliki 32 kebo turunan Kiai Slamet.
Sebanyak 18 ekor diantaranya dipelihara di kandang Mahesa Pusaka kawasan Alun-alun Kidul.
Sisanya tersebar di Ponorogo (Jawa Timur), Boyolali, dan Sukoharjo.
"Apon (kebo bule) yang meninggal kemarin itu, istilahnya mbok-mbokane (induknya). Biasanya kalau dikirab yang lain mengikuti si Apon ini," papar dia.
GKR Timoer menjelaskan meski ada beberapa kebo bule yang dipelihara di luar kawasan Alun-Alun Kidul, kerbau-kerbau tersebut tidak bisa mengikuti kirab.
"Itu tidak bisa ya, kalau kirab itu pasukan inti. Pasukan intinya sedang PMK, yang lain belum pernah diajari untuk ikut kirab," ungkap dia.
Seperti diketahui, kebo bule menjadi ikon dalam kirab malam 1 Suro Keraton Solo.
"Kalau sampai jatuh sakit kemudian meninggal kan jadi kasihan," jelas dia.
Kirab malam 1 Suro dimulai pada pukul 00.00 WIB.
Rute kirab ini dimulai dari Keraton Solo menuju Supit Urang kemudian ke Gladak, Jl Mayor Kusmanto, Jl Kapten Mulyadi, Jl Veteran, Jl Yos Sudarso, dan Jl Slamet Riyadi, kemudian kembali ke Keraton Solo.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News