GenPI.co Jateng - Perempuan harus melek hukum. Saat dirinya menjadi korban tindakan melawan hukum, perempuan berani angkat bicara.
Hal ini disampaikan Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya. Inggit merasa prihatin lantaran masih ditemui kasus perempuan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDT), penelantaran hingga kekerasan sosial.
Maka itu, Inggit mengajak perempuan agar melek hukum. Dengan demikian, saat dirinya menjadi korban tindakan melawan hukum, perempuan berani bersuara.
“Perempuan harus melek hukum. Kalau sampai terjadi sesuatu pada dirinya harus melapor. Paling tidak mereka jangan diam saja sehingga kasus serupa tidak terulang lagi,” kata Inggit, seperti dikutip Pekalongankotakab.go.id, Rabu (22/12).
Pada acara peringatan Hari Ibu itu Inggit berpesan agar perempuan harus pandai mengelola waktu di tengah kesibukannya.
Seorang ibu yang berkarier harus bisa berbagi waktu dan peran antara pekerjaan dan keluarga.
“Seorang perempuan harus terus menggali potensi diri agar dapat berkiprah di segala bidang,” tutur istri Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid.
Tak hanya itu, seorang perempuan menjadi pemimpin umumnya biasanya lebih demokratis dan kooperatif.
Dia lebih bijak dalam mengambil keputusan lantaran melibatkan banyak pendapat sebelum memutuskan sesuatu.
“Perempuan itu lebih sering menggunakan perasaan, sedangkan laki-laki menggunakan logika. Jadi sebenarnya perempuan dan laki-laki itu saling melengkapi,” ujar Inggit.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News