Ini Sederet Alasan Geopark Layak Dibangun di Brebes

22 Desember 2021 14:30

GenPI.co Jateng - Keberadaan situs Bumiayu tempat ditemukannya fosil Homo Erectus berumur 1,8 juta tahun menjadi alasan pentingnya dibangun geopark di Breres.

Penemuan fragmen fosil ini terjadi pada November 2016, Maret 2017, dan April 2018. Fosil Homo Erectus ini hanya ditemukan di lima negara, salah satunya di Bumiayu.

Tak hanya itu, di Bumiayu juga ditemukan artefak berupa kapak genggang, serpih, kapak penetak serta bola batu dan batu inti.

BACA JUGA:  DLH Blora Pasang 40 Drop Box di Perkantoran, Ternyata Buat Ini

Dulu, Homo Erectus memakai alat-alat ini untuk berburu dan menguliti hewan buruannya.

Hingga kini, penelitian awal terhadap 1.030 fragmen organisme itu sudah dilakukan. Hasilnya bisa untuk rekonstruksi pada binatang darat, sungai dan lingkungan transisi atau laut dangkal.

BACA JUGA:  Bupati Kebumen Bikin Lomba Inovasi Desa, Hadiahnya 12 Mobil

Wakil Bupati Brebes, Narjo, berpendapat pendirian geopark ini sejalan dengan semangat melestarikan warisan geologi.

“Pengembangan Situs Bumiayu amat penting karena sebagai ikon wisata sejarah dan pendidikan masyarakat seperti Situs Semedo dan Situs Sangiran,” kata Narjo, seperti dikutip Brebeskab.go.id, Rabu (22/12).

BACA JUGA:  Daftar KA Tambahan Saat Libur Natal dan Tahun Baru di Daop 6

Narjo berharap usulan pendirian geopark ini diterima dan direalisasikan.

Dosen Teknik Geologi UGM, Didit Hadi Barianto, mengatakan pendirian geopark membuka lebih banyak peluang penelitian.

“Semakin banyak penelitian di lokasi itu semakin tinggi nilai jual edukasi dari sebuah geopark,” ujar Didit.

Ia mencontohkan fragmen Homo Erectus di Situs Bumiayu telah diteliti pertama di laboratorium Bioanthropologi dan Paleoanthropologi UGM. Hasil riset ini dipublikasikan di Jurnal Sangiran Nomor 8 Tauhn 2019.

Hasil riset ini mengundang peneliti lain seperti Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. Riset kedua peneliti ini diterbitkan menjadi buku berjudul “Poros Bumiayu-Prupuk-Semedo, Migrasi Fauna dan Manusia Tertua di Pulau Jawa."

Semakin banyaknya penelitian ini, sejalan dengan jumlah publikasi yang terbit. Pada muaranya, kawasan ini akan makin dikenal banyak orang.

“Kami berharap 2023 geopark ini sudah terealisasi. Nanti kami usulkan kepada UNESCO,” tutur dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahyadi Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co JATENG