GenPI.co Jateng - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, membeberkan rencana pemerintah yang segera menghentikan ekspor bauksit dan timah.
Bahlil menyebut ekspor bauksit atau biji utama aluminium akan dihentikan tahun ini, dan timah disetop tahun depan.
"Investasi ke depan dalam pengelolaan sumber daya alam itu harus melakukan hilirisasi dalam rangka memberikan penciptaan nilai tambah," kata Bahlil setelah pembukaan Trade, Investment, and Industry Working Group G20 di Alila Solo, Rabu (6/7).
Bahlil menilai larangan ekspor bauksit dan timah ini sejalan dengan visi besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang transformasi ekonomi usai melakukan hilirisasi nikel.
"Nikel harus kita perjuangkan, tahun ini kita akan menyetop bauksit, melarang ekspor bauksit. Tahun depan kita melarang timah karena penghasil terbesar timah itu pertama China dan kedua Indonesia," papar dia.
Menurut dia, saat ini Indonesia menjadi pengekspor timah terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia baru melakukan hilirisasi tidak lebih dari 5%.
"Berapa besar kehilangan yang akan terjadi di negara kita, kalau kita terus melakukan ekspor. Dengan hilirisasi, lingkungan ini bisa kita jaga,” ungkap dia.
Bahlil menggarisbawahi jika ini dibiarkan, maka penambangan liar terus terjadi.
“Penambangan yang tidak bisa mengukur volume kapasitas produksi kita, ini yang berbahaya," tutur dia.
Di sisi lain, dengan pengelolaan yang ada maka segera terwujud industri ramah lingkungan dengan memakai energi terbarukan.
Di samping itu, pemerintah juga berencana melarang ekspor listrik memakai energi baru terbarukan (ebt).
"Kita kan belum siap, belum cukup ngapain kita ekspor. Silakan orang investasi di Indonesia, tapi listriknya dipakai untuk Indonesia. Kalau orang bangun industri bangun di Indonesia, tapi jangan ambil bahan baku di Indonesia,” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News