Simak Baik-Baik! Etika di Dunia Digital Tidak Memandang Strata

27 Juni 2022 18:00

GenPI.co Jateng - Etika dibutuhkan ketika memasuki dunia digital. Interaksi antar budaya di ruang digital pun dapat menciptakan standar baru mengenai etika.  

Relawan Mafindo, Rovien Aryunia,mengatakan idealnya etika di ruang nyata dan dunia digital sama.

Sayangnya survei yang dilakukan Microsoft menunjukkan netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Pasifik.

BACA JUGA:  5 Tips Transaksi Digital Lebih Mudah dan Aman Saat Lebaran

Menaikan harga internet tidak serta merta mengurangi netizen yang tidak beretika.

Menurut Rovien, ketika ingin masuk ke ruang digital, setiap orang sebaiknya tidak dalam kondisi emosi sehingga mudah tersindir.

BACA JUGA:  Digitalisasi Dukung Bisnis Mikro BRI Tumbuh dan Sustain

“Yang namanya beretika tidak memandang strata sosial, gender, jabatan, dan tingkat religius seseorang. Semua dari hati kita, integritas kita,” ujar dia, saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (22/6).

Rovien menyebutkan harga internet harus murah sehingga bisa diakses oleh semua orang di Indonesia. Semua orang harus bisa menjadi warga digital, karena itu adalah masa depan.

BACA JUGA:  Tangkal Hoaks, Edukasi Soal Cacar Monyet Harus Sedini Mungkin

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama.

Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Hadir sebagai pembicara dalam acara ini adalah Relawan Mafindo sekaligus HR Profesional Rovien Aryunia, Kepala Bidang Pelatihan Masyarakat Wahyu Dwi Prasetyo, dan Relawan Mafindo Surabaya Raya Diana Dewi.

Kepala Bidang Pelatihan Masyarakat Wahyu Dwi Prasetyo menyampaikan bentuk digitalisasi budaya.

Menurut dia penggunaan infografis lebih efektif dalam penyampaian pesan.

“Infografis penyampaiannya bisa berupa grafik dan sedikit teks. Contohnya seperti banner yang ada di desa-desa, agar lebih menarik minat masyarakat melihat dibandingkan harus membaca,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG