BMKG Ungkap Penyebab Banjir di Cilacap, Mohon Disimak!

27 Juni 2022 17:00

GenPI.co Jateng - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan curah hujan di Cilacap terpantau sangat lebat.

Inilah yang menjadi penyebab banjir di Cilacap ini.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, berdasarkan pantauan di beberapa pos pengamatan, curah hujan terpantau sedang hingga sangat lebat.

BACA JUGA:  BMKG: Waspada Rob di Wilayah Pesisir Utara Jateng 3 Hari ke Depan

Menurut dia, curah hujan sedang yang terpantau di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung sebesar 26 milimeter (mm) dan Pos Pengamatan Bandara Tunggul Wulung sebesar 37 mm.

Sedangkan curah hujan di Sidareja terpantau 95 mm sehingga masuk kategori lebat.

BACA JUGA:  Banjir Rob Bikin Warga Tambakrejo Tutup Jalan, Ini Alasannya

Curah hujan di Karangpucung terpantau mencapai 146 mm dan masuk kategori sangat lebat.

"Curah hujan sedang hingga sangat lebat terjadi menyebabkan banjir di Cilacap. Konsentrasi hujan sangat lebat di sekitar wilayah Karangpucung," kata dia, Senin (27/6).

BACA JUGA:  Hujan Lebat Bikin Sejumlah Desa di Cilacap Tergenang Banjir

Selain itu, BMKG memprakirakan hujan lebat di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng, masih berpotensi terjadi hingga akhir Juni 2022.

Berdasarkan pantauan terhadap dinamika atmosfer pada Minggu (26/6), Dipole Mode Index (DMI) masih bernilai negatif, yakni minus 0,49, normalnya 0,4.

Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan.

Dalam hal ini, pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng menjadi signifikan.

Selain itu, DMI yang masih bernilai negatif, saat sekarang terdapat belokan angin dan konvergensi, sehingga potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa khususnya Jateng masih tinggi.

"Anomali suhu permukaan air laut atau sea surface temperature (SST) masih berkisar 1-3 derajat Celcius, sehingga berpotensi menambah massa uap air," papar dia.

Selain di Cilacap, curah hujan sangat lebat juga terpantau di Kabupaten Banjarnegara, yakni Susukan sebesar 104 mm, Klampok 103 milimeter, dan Purwanegara 140 mm, serta Kabupaten Purbalingga khususnya Bukateja mencapai 113 mm.

 "Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi karena hujan lebat hingga sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga akhir Juni 2022," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG