GenPI.co Jateng - Sebanyak 6 ekor sapi positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Solo.
Kasus ini ditemukan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Solo di Kelurahan Banyuanyar dan Mojosongo, Kecamatan Banjarsari.
Kepala Bidang Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Solo Agus Sasmita mengatakan kasus tersebut bermula dari masuknya 2 ekor sapi positif PMK dari Kabupaten Sragen yang kemudian menularkan wabah ini ke sapi lain.
"Positif PMK, setelah sepekan baru kelihatan," kata dia, Kamis (16/6).
Agus menjelaskan awalnya sapi datang dalam kondisi sehat, tetapi seminggu kemudian menunjukkan gejala.
"Kemudian diperiksa mantri, katanya belum ada gejala PMK cuma pilek, dan mantri menghubungi kami beberapa hari kemudian sudah keluar tanda-tanda PMK," papar dia.
Menurut dia, dibutuhkan waktu setidaknya 2 minggu supaya sapi ini pulih kembali.
Selanjutnya, sapi yang positif terjangkit penyakit mulut dan kuku ini mendapatkan pengawasan intensif dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Solo.
Caranya, dengan mengarantina hewan tersebut di kandang milik peternak. Selama karantina, sapi-sapi ini mendapatkan pengobatan.
"Kalau Banyuanyar sudah membaik karena kasusnya sudah sejak minggu kemarin. Untuk perbaikan kondisi ini paling tidak memastikan sapi mau makan lagi. Prosesnya lama, butuh 2 minggu bisa bulanan," ungkap dia.
Di sisi lain, petugas melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang hewan ternak milik warga ntuk mencegah meluasnya wabah ini.
"Untuk hari ini (kemarin) dilakukan di seluruh kampung di Mojosongo, di Jatirejo (penyemprotan disinfektan) di kandang saja, tidak sampai ke sampah (tempat pembuangan akhir)," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News