GenPI.co Jateng - Khilafatul Muslimin di Kota Solo ternyata sudah ada sejak 6 tahun lalu. Akan tetapi, warga di sekitar kantor Khilafatul Muslimin di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, tidak menaruh curiga.
Ketua RW 9 Kelurahan Karangasem, Laweyan, Solo, Hanung Sapto Haryono, mengatakan Khilafatul Muslimin di kampungnya sudah ada sejak 6 tahun lalu.
Kelompok tersebut menggunakan salah satu rumah milik warganya berinisial W.
"Kantor mereka berdiri sudah lama, kurang lebih 6 tahun yang lalu," kata dia, Kamis (9/6).
Hanung mengaku tidak ada kegiatan mencurigakan yang dilakukan di kantor Khilafatul Muslimin Ummul Quro Solo. Belasan jemaah mereka hanya terlihat menggelar pengajian rutin pada malam hari.
"Setiap pengajian pintu-pintu kantor juga dibuka, tetapi hanya diikuti oleh jemaah mereka saja," imbuh Hanung.
Hanung menyebut hanya 1 warga setempat yang ikut dalam kegiatan Khilafatul Muslimin Ummul Quro Solo Kota, yakni W. Mekipun begitu, W sebagai warga tetap terlibat dalam setiap kegiatan warga di Kelurahan Karangasem.
"Ya jemaah di masjid, ikut arisan dan kerja bakti. Aktif bergaul dengan masyarakat," papar dia.
W diketahui merupakan salah satu dari 5 pengurus Khilafatul Muslimin Ummul Quro Solo yang mendapat dipanggil polisi.
Sementara itu, Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak membeberkan kelompok tersebut rutin menyelenggarakan kegiatan pengajian keliling di rumah para anggotanya.
Selain itu, mereka juga melakukan konvoi, arak-arakan, dan imbauan dengan cara menyebarkan brosur setiap 4 bulan sekali.
"Tujuannya adalah untuk mengajak warga lainnya bergabung dan menanamkan paham sesuai dengan paham mereka," ujarnya.
Kapolresta menerangkan total ada 31 orang tercatat sebagai anggota Khilafatul Muslimin Ummul Quro Solo Kota, 19 orang di antaranya adalah anggota aktif.
"Jadi, kantor Ummul Quro Solo Kota itu juga merangkap sebagai kantor Kemas'ulan Laweyan," jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News