Wow! Jokowi: Investasi LG di KIT Batang Rp142 Triliun

09 Juni 2022 06:00

GenPI.co Jateng - Investasi dari LG Energi Solution di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang sebesar USD 9,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun.

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Seremoni Implementasi Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di KIT Batang, Rabu (8/6).

"Saya sampaikan terima kasih kepada konsorsium LG yang bekerja sama dengan BUMN Indonesia atas kerja kerasnya sehingga hari ini bisa kita mulai. Total investasi bukan jumlah yang sedikit, Rp 142 triliun. Kalau didolarkan USD 9,8 miliar," kata Jokowi.

BACA JUGA:  Tokoh Penting Hadiri Akad Nikah Adik Jokowi dengan Ketua MK

Presiden Jokowi membeberkan perusahaan asal Korea Selatan ini membangun pabrik prekursor katoda dan sel baterai.

Keberadaan pabrik ini pastinya akan menyerap banyak pekerja.

BACA JUGA:  Wow! Adik Ipar Jokowi Dianugerahi Gelar Guru Besar, Ini Jasanya

"Dan yang paling senang, menyerap karyawan, SDM (sumber daya manusia), tenaga kerja kita, 20.000 orang. Ini jumlah yang tidak kecil. Di mana-mana, di dunia ini, pembukaan lahan kerja merupakan kunci," papar dia.

Jokowi menjelaskan perusahaan LG ini merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Hadiri Pernikahan Putra Guru Ngajinya Gus Karim

Ini dimulai dari penambangan nikel, smelter, pabrik prekusor, katoda, baterai listrik hingga mobil listrik, serta industri daur ulang baterai.

Jokowi mengaku senang investasi bisa berjalan dengan baik dari hulu ke hilir dan tersebar di beberapa kawasan Indonesia.

"Semuanya (berjalan) sangat baik, tidak di Jawa saja, tetapi di luar (Jawa) juga banyak dibangun untuk investasi," imbuh dia.

Presiden mengatakan pertambangannya, peleburan (smelter) nikel berlokasi di Halmahera (Maluku Utara), kemudian industri prekusor katodanya di KIT Batang, pabrik baterai berada di Karawang, dan mobil listrik di Cikarang.

Sebagai negara yang mempunyai cadangan terbesar di dunia, Indonesia diharapkan menjadi produsen utama produk-produk barang yang berbasis nikel.

Presiden mengaku sudah memiliki keinginan menghentikan (ekspor) nikel dan dilanjutkan dengan menyetop ekspor bahan mentah bauksit dengan tujuan agar Indonesia dapat memproduksi barang jadi yang berasal dari aluminium.

"Keinginan kita sejak lama kenapa nikel kita setop ke situ dan kita lanjutkan setop ekspor bahan mentah bauksit agar kita bisa memroduksi barang jadi yang berasal dari alumunium. Sekali lagi, Indonesia akan menjadi produsen utama produk-produk barang yang berbasis nikel seperti liquid baterai, baterai listrik, baterai kendaraan," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG