GenPI.co Jateng - Khilafatul Muslimin ternyata memiliki cabang di Kota Solo tepatnya di Kelurahan Karangasem RT 01 RW 09 Gang Sawo 4, No 8 Laweyan.
Ibu RT setempat, Nani, mengatakan kantor ini sebelumnya adalah rumah tinggal milik salah warga seorang warganya.
"Dia biasa dipanggil Jemblong. Sehari-hari berjualan sebagai penjual tahu putih keliling," kata dia, Rabu (8/6).
Nani menyebut Jemblong adalah warga asli Desa Karangasem, Laweyan, Solo.
Rumah yang ditempati Jemblong itu merupakan warisan dari kedua orang tuanya.
"Papan informasi itu sudah terpasang cukup lama, tetapi saya tidak tahu tepatnya kapan," papar dia.
Kantor Khilafatul Muslimin di Solo ini tampak sepi. Kantor ini lebih terlihat seperti rumah tinggal yang dipasangi 2 papan informasi bertuliskan Khilafatul Muslimin Ummul Quro Solo Kota, dan Khilafatul Muslimin Kemas'ulan Laweyan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menjelaskan ada tindakan khusus dari aparat TNI, POLRI, dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam rangka mengantisipasi kegiatan yang ada di lokasi itu.
"Jadi akan kami lakukan komunikasi lintas. Nanti ada timnya khusus yang akan menanganinya," jelas dia.
Seperti diketahui, sejumlah pemimpin Khilafatul Muslimin ditangkap di beberapa daerah karena diduga hendak makar.
Kali terakhir Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menangkap Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja yang ditangkap di Lampung, Selasa (7/6).
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakid bahkan menyebut tokoh tersebut merupakan salah satu pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo.
Hal ini dibantah langsung Ponpes Ngruki yang mengklarifikasi jika salah satu pendiri Ponpes yang benar bernama Abdullah Baraja.
Tokoh pendiri Ponpes Ngruki tersebut sudah meninggal sejak 2007 lalu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News