Ponpes Ngruki Tuntut BNPT Klarifikasi Soal Fitnah Pendiri Pondok

08 Juni 2022 16:00

GenPI.co Jateng - Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Cemani Solo, Yahya, mengajukan 3 permintaan terkait fitnah Abdul Qadir Hasan Baraja yang ditangkap polisi merupakan salah satu pendiri pondok.

Sebanyak 3 permintaan itu ditujukan kepada Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakihid.

Sebagai informasi, dalam salah satu pemberitaan media, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakid menyebut Pimpinan Tertinggi Khalifatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja yang ditangkap di Lampung, Selasa (7/6), merupakan salah satu pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki.

BACA JUGA:  Ini 3 Lapas Baru di Nusakambangan, Ada Khusus Terorisme!

Fitnah yang dimaksud terkait pondoknya yang dikaitkan kasus penangkapan teroris Abdul Qadir Hasan Baraja yang dikira Abdullah Baraja pendiri Pondok Al Mukmin.

Menurut Yahya sudah berulang kali yayasan yang dipimpinnya terkena fitnah terkait terorisme.

BACA JUGA:  Terpidana Mati Terorisme Aman Abdurrahman Divaksin Covid-19

Yahya meminta perbaikan berita karena sudah mencoreng nama yayasannya.

"Kami tidak akan melakukan tuntutan macam-macam selama memang ini harus diadakan perbaikan berita, jangan sampai gara-gara berita ini malah merugikan pendidikan kami,” kata Yahya dalam konferensi pers, Rabu (8/6).

BACA JUGA:  Tanam Melon, BI Ajak Ponpes Darul Abror Boyolali Mandiri Ekonomi

Adapun 3 permintaan kepada Direktur BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakihid, tembusan Presiden RI, Kapolri, dan MUI, dibacakan dalam konferensi pers oleh ustaz Muchshon.

Pertama, meralat dan mencabut pernyataan di media atas beredarnya berita yang mengaitkan antara penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja dengan pendiri Pondok Pesantren Ngruki.

Kedua, mengevaluasi akurasi data di BNPT agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.

Ketiga, menghindarkan hal-hal yang berpotensi membuat gaduh dan berpolemik di masyarakat maupun media sosial.

"Karena selalu pondok Ngruki mendapat fitnah yang kadang-kadang kami klarifikasi fitnah itu terus berkembang sampai dengan masyarakat. Sampai otak masyarakat itu Ngruki itu sarang teroris. Itu dibangun dengan fitnah yang berulang-ulang sampai masyarakat menarik kesimpulan yang itu tadi merugikan pendidikan kami, " papar dia.

Yahya berharap bahwa hal semacam itu akan berakhir.

"Kami berharap ini yang terakhir kali, kemudian membawa kemaslahatan,” jelas dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG