Perkuat Digitalisasi, BRI Genjot Peran Penyuluh Digital

31 Mei 2022 14:15

GenPI.co Jateng - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat digitalisasi perbankan salah satunya dengan menggenjot peran penyuluh digital.

Penguatan digitalisasi ini menyasar segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UKMKM) bahkan usaha ultra mikro.

Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan strategi menjangkau sektor ultra mikro dibayangi dengan risiko operational cost dan operational risk yang tinggi.

BACA JUGA:  Punya Riwayat Stroke, Calon Haji Perlu Perbanyak Minum Air

Hal ini lantas digitalisasi dianggap sebagai langkah esensial untuk efisiensi proses bisnis yang mampu menekan risiko dan biaya itu.

Strategi lain berupa layanan digital disiapkan BRI seperti BRImo, BRISPOT, agen BRILink, hingga aplikasi BRIAPI.

BACA JUGA:  Ini Tips Menjaga Kesehatan Usus

Tak hanya itu, pengembangan digitalisasi BRI harus dibarengi dengan kesiapan masyarakat yang lebih melek digital khususnya terkait layanan perbankan.

“Oleh karena itu, yang paling pas adalah BRI dengan digitalisasi tidak melakukan lay off, tidak melakukan PHK pegawai tetap BRI yang pekerjaannya tergantikan secara digital. Pegawai tetap tidak di lay off tapi diterjunkan ke masyarakat menjadi penyuluh digital,” kata Sunarso, kepada Genpi.co, Selasa (31/5).

BACA JUGA:  Raih Opini WTP ke-12 Beruntun, Gibran: Ini Kerja Keras Semua!

Dia menyebutkan ada tiga tugas penyuluh digital yakni mengedukasi masyarakat agar melek layanan perbankan digital.

Kemudian, mengajari masyarakat untuk melakukan transaksi secara digital.

Terakhir, menyosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan-kejahatan digital.

“Ini yang harus kami lakukan, bagian daripada journey masyarakat yang harus diikuti dalam rangka menuju masyarakat yang lebih digital dan cashless dalam transaksi,” ujar Sunarso.

Langkah strategis itu harus dilakukan BRI mengingat, segmen ini  sumber pertumbuhan baru di masa depan yaitu segmen UMi yang potensinya sekitar 30 juta nasabah.

Dari jumlah tersebut, sekitar 18 juta di antaranya belum terlayani sama sekali. Lalu, 5 juta lainnya mengakses pembiayaan dari rentenir.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahyadi Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG