Bea Cukai Semarang Ungkap Dampak Banjir Rob, Rugi Ratusan Miliar!

31 Mei 2022 12:00

GenPI.co Jateng - Kantor Bea Cukai Tanjung Emas Semarang membeberkan kerugian perusahaan mencapai ratusan miliar sebagai dampak banjir rob yang terjadi sejak Senin (23/5) pekan lalu.

Kepala Bea Cukai Tanjung Emas Semarang, Anton Martin, menjelaskan sampai Senin (30/5), tercatat dari 713 kontainer yang terdampak banjir rob, 497 kontainer atau 80% di antaranya telah diajukan dokumen kepabeanannya pada KPPBC TMP Tanjung Emas dengan total nilai barang USD 40.898.744.

Rincian kerugiannya terdiri dari 304 kontainer impor senilai USD 32.084.220 dan 96 kontainer ekspor senilai USD 8.814.524.

BACA JUGA:  Ternyata! Ini Lho Penyebab Kota Solo Langganan Banjir

"Sekitar Rp 600 miliar. Itu data yang sudah diberitahukan kami. Data nilai barang dan baru dilaporkan sebesar 80%. Untuk yang 20% masih belum dicek dan kita tunggu. Mungkin 20% itu karena masih dicek lebih lanjut," kata dia, dikutip ayosemarang.com, Selasa (31/5).

Kerugian ini dicatat oleh PT Lamicitra Semarang yang paling terdampak banjir rob lalu.

BACA JUGA:  Antisipasi Banjir Rob, Perusahaan Diminta Cek dan Perbaiki Ini

Kontainer ini mayoritas merupakan barang impor dengan komoditi bahan baku untuk industri makanan seperti kedelai, kacang tanah, pakan ternak.

Sedangkan untuk barang ekspor yang terdampak adalah komoditi furnitur seperti kayu semi olahan, garmen dan aksesorisnya, sepatu alas kaki, daging ikan hingga pangan olahan.

BACA JUGA:  Banjir Rob Semarang Picu Kelangkaan Minyak Goreng di Kudus

"Kalau impor paling banyak bahan baku industri makanan seperti kedelai dan pakan ternak. Untuk ekspornya furniter, garmen dan aksesoris," papar dia.

Martin menjelaskan Bea Cukai bersama PT Pelindo membuat kebijakan bersama untuk membuka kesempatan bagi pelaku usaha khususnya importir untuk memeriksa barangnya kembali.

Dalam hal ini, pelaku bisnis untuk melakukan pemeriksaan dan evakuasi barangnya secara mandiri untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

"Kalau impor paling banyak bahan baku industri makanan seperti kedelai dan pakan ternak. Untuk ekspornya furnitur, garmen dan aksesoris," tutur dia.

Dia mencontohkan untuk perusahaan yang klaim asuransi, muat ulang, dan sebagainya. Lalu barangnya rusak akan diganti barang baru untuk dimuat lagi.

"Kalau ekspor biasanya tujuannya ke Eropa dan Amerika. Tapi, kalau impor kebanyakan dari Tiongkok sama Asean. Untuk makanan kebanyakan dari Amerika," jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG