10 Desa di Cilacap Jadi Lokus Penanganan Stunting

26 Mei 2022 15:30

GenPI.co Jateng - Pemerintah Kabupaten Cilacap menetapkan 10 desa/kelurahan jadi lokus penanganan stunting.

Berdasarkan survei Gizi Balita Indonesia (SGBI) 2019, prevalensi stunting di Cilacap mencapai 23,18 persen.

Kemudian, pada 2021 prevalensi stunting turun menjadi 17,9 persen.

BACA JUGA:  Dorong KLA, Pemkab Karanganyar Bersih-Bersih IPS Rokok

Saat ini, sedikitnya 10 desa/kelurahan ditetapkan menjadi lokus penanganan stunting.

Stunting merupakan gejala gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan.

BACA JUGA:  PSIS Semarang Akhiri Kontrak Risky Fajar

“Upaya intervensi diprioritaskan di desa/kelurahan tersebut tanpa meninggalkan upaya penurunan stunting di wilayah lainnya,” kata Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, dikutip Cilacapkab.go.id, Kamis (26/5).

Dampak buruk stunting adalah mengganggu perkembangan otak, pertumbuhan fisik, dan metabolisme.

BACA JUGA:  Sah! Adik Presiden Jokowi Jadi Istri Ketua MK, Ijab Kabul Lancar

Anak juga memiliki kekebalan tubuh yang menurun sehingga mudah terserang sakit.

Tatto mengimbau  para orang tua memperhatikan pola asuh, pola makna, air bersih dan kebutuhan anaknya.

“Kunci dari kesuksesan dan menghindari kemiskinan adalah terpenuhinya kesehatan dan pendidikan,” ujar dia.

Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman, meminta seluruh OPD fokus pada percepatan penanganan masalah stunting.

Sejumlah upaya dilakukan dalam penanganan stunting mulai dari pemberian makanan tambahan, posyandu, pemenuhan air bersih, dan konseling pranikah.

Selain itu, pastikan ketersediaan pangan tercukupi, dan program parenting di masing-masing dinas.

“Kita harus bekerjasama dalam mewujudkan komitmen karena stunting adalah masalah yang sangat penting,” ujar dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahyadi Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG