GenPI.co Jateng - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) akan ditutup untuk umum mulai 1 Juli 2022.
Hal ini seiring dimulainya revitalisasi TSTJ hingga Desember 2022 mendatang.
"Jadi hari ini kami rapat dengan Wali Kota bersama pak Sekda, Bagian Perekonomian, Bagian Hukum, untuk mendetailkan rencana revitalisasi di Taman Safari Jurug,” kata Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo, kepada wartawan, Senin (9/5).
Bimo menambahkan penutupan TSTJ ini diperkirakan hingga 23 Desember 2022 mendatang.
Di sisi lain, selama masa revitalisasi ini, maka biaya operasional dan perawatan TSTJ ditanggung oleh Taman Safari dengan pagu anggaran Rp330 juta/bulan.
“Ya jadi asumsinya itu seperti PPKM, tidak menerima pengunjung, namun pekerjaan tetap jalan, konservasi jalan, dan pakan satwa tetap. Jadi angka Rp 330 juta itu konservasi dengan situasi 100%, pakan satwa tidak diganggu gugat, non-konservasi bekerja 15 hari,” papar Bimo.
Adapun baya yang digelontorkan merupakan anggaran dari Taman Safari dan CSR tanpa menggunakan dana dari APBD.
"Untuk biaya, sementara dari TSTJ kami juga mencari CSR untuk membantu backup operasional di konservasi. Jadi pakan satwa itu tetap berjalan karena untuk keberlangsungan satwanya. Jadi tidak bersumber dari APBD,” ungkap dia.
Saat ini di TSTJ Solo terdapat sebanyak 420 satwa dengan 80 spesies jenis hewan.
Jika nantinya dilakukan revitalisasi, maka penanganan satwa masih direncanakan.
"Nanti akan ada daftar satwanya mana yang keluar dan mana yang masuk,” tutur dia.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjelaskan pihaknya tengah menyiapkan rencana revitalisasi TSTJ.
"Ya kami tanggung dulu, ditanggung sendiri oleh Jurug, sudah disiapkan sama pak Bimo, tenang aja ya. Jurug tanggung semua dari gaji, pakan hewan, dokter hewan semuanya sudah ditanggung,” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News