GenPI.co Jateng - Ada yang unik dengan cara silaturahmi warga Desa Ponowareng, Batang, saat Lebaran yakni dengan kirab ketupat raksasa.
Tradisi ini digelar memperingati syawalan pada hari ketujuh Lebaran di desa setempat.
Masyarakat mengkirab ketupat raksasa berukuran 1 meter kali 1 meter berkeliling kampung.
Camat Tulis, Joko Prasetiyo, mengatakan arak-arakan ketupat raksasa itu merupakan bentuk kearifan lokal yang harus terus dilestarikan.
Acara tahunan ini sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
“Ini merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat pesisir pantura yang banyak dilaksanakan di berbagai tempat salah satunya Grebeg Syawalan,” kata dia, dikutip Batangkab.go.id, Senin (9/5).
Dia berharap tradisi ini akan terus lestari dari generasi ke generasi. Warga pun antusias mengikuti arak-arakan setiap hari ketujuh setelah Lebaran.
“Kegiatan ini dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dengan warga setempat masyarakat,” ujar dia.
Kepala Desa Ponowareng, Widodo, mengatakan kegiatan tradisi ini untuk menjaga kearifan lokal budaya desa.
“Kegiatan ini Insyaallah akan selalu terlaksana setiap tahunnya dan kami mengajak kepada seluruh warga untuk bisa menyaksikan Grebeg Syawal ini di Desa Ponowareng,” ujar dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News