Ganjar Pranowo Temui Ketua PP Muhammadiyah, Bahas Apa Ya?

06 Mei 2022 04:30

GenPI.co Jateng - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berjumpa dengan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis (5/5).

Ganjar mengaku banyak hal yang dibicarakan dengan Haedar Nashir.

Mulai dari masukan tentang ekonomi kecil atau mikro dan usaha kecil menengah (UKM), bagaimana usaha kecil harus mendapatkan perhatian untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, dan lain-lain.

BACA JUGA:  Ini Jadwal Salat Idulfitri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

"Sebenarnya keinginan untuk sowan ke Pak Haedar itu sudah lama, tapi waktu itu masih Covid-19 sehingga tertunda. Ya, kira-kira hampir 3 bulan lalu. Kebetulan ini saya lagi di Yogyakarta, saya kontak beliau dan Pak Haedar ada waktu. Tadi silaturahmi dan ngobrol-ngobrol, mumpung saya lagi di Yogyakarta sama anak-anak," kata Ganjar.

Ganjar menambahkan keduanya juga membahas mengenai politik pertanian, khususnya politik pangan.

BACA JUGA:  Wuih! Gelar Open House Virtual, Ganjar Bagi-Bagi Hadiah Gratis

“Karena disampaikan ada masalah minyak goreng yang musti diselesaikan meskipun apresiasi juga bagus karena pemerintah bisa tegas. Itu hebat," imbuh dia.

Menurut dia, soal politik pangan, obrolan lebih fokus pada cara menggerakkan ekonomi dengan kekuatan bangsa.

BACA JUGA:  Begini Pengakuan Ganjar Hampir Ditipu Soal Guru SD-nya Meninggal

Misalnya mengenai beberapa komoditas pertanian seperti bawang, kedelai, garam, dan lainnya.

“Terakhir tentu apa pun yang musti dituju ya sila kelima Pancasila, keadilan sosial itu yang mesti di arah. Itu butuh partisipasi seluruh anak bangsa sehingga butuh persatuan. Ya geger-geger yang selama ini rasanya butuh duduk bersama, adem saja sih,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, menambahkan pokok bahasan dalam silaturahmi tersebut adalah terkait situasi kebangsaan.

Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sangat jelas mengenai situasi kebangsaan.

Pemimpin bangsa itu harus berdiri di atas segala golongan dan pemimpin bangsa tidak boleh berpihak pada satu kelompok.

"Kalau istilah Pak Haedar itu, negara tidak boleh bermahzab. Mahzab pemimpin itu ya memayungi semuanya. Itu sudah banyak ditulis oleh Pak Haedar dan itu juga yang disampaikan beliau kepada Pak Ganjar sebagai Gubernur. Itu yang paling pokok," jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG