Mengenal Tradisi Sungkeman Saat Lebaran di Blora

03 Mei 2022 22:00

GenPI.co Jateng - Pemudik yang tiba di Blora merayakan Lebaran di kampung halaman dengan tetap melaksanakan tradisi sungkeman.

Tradisi ini berupa meminta maaf dengan cara “sungkem” atau bersimpuh kepada orang tua atau nenek sambil mencium kedua tangannya.

Selama sungkem itu anak-anak hingga cucu menyampaikan ucapan selamat Lebaran sekaligus meminta maaf atas segala khilaf dan salah.

BACA JUGA:  Bahaya! Airnav Deteksi Balon Udara Liar di Jateng, Ini Titiknya

Peminat tradisi sungkeman asal Randublatung, Blora, Mohammad Taufiqurrahman, mengatakan sungkeman merupakan proses saling memaafkan yang dilakukan yang lebih muda kepada yang lebih tua.

Prosesi ini memiliki makan memohon maaf atau nyuwun ngapura.

BACA JUGA:  7 Tips Kelola Konsumsi Gula Mencegah Obesitas

“Istilah ngapura sendiri berasal dari bahasa Arab 'ghafura' yang artinya pengampunan," kata Taufiq, dikutip Blorakab.go.id, Selasa (3/5).

Sejumlah literatur menyebutkan tradisi sungkeman ini dibawa oleh KGPAA Sri Mangkunegara I.

BACA JUGA:  4 Kuliner Khas Klaten yang Wajib Dicoba Saat Lebaran

Sungkem ini juga dilakukan oleh pemudik di Blora, Didik. Dia megaku senang bisa merayakan Lebaran bersama orang tuanya.

"Alhamdulillah, di Lebaran tahun ini kami sekeluarga bisa kembali berkumpul, sungkem pada orang tua, Bapak, Ibu, Paman dan Kakak serta saudara yang lain," kata Didik.

Pengalaman serupa juga dialami pemudik warga Kecamatan Blora, Uut Mitasari.

Menurut dia, bisa bertemu orang tua selama Lebaran menjadi berkah yang patut disyukuri.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahyadi Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG